DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Dalam masyarakat Hindu di Bali khususnya ada sebuah keyakinan bahwa mereka yang melik menjadi pertandan negatif dan berbahaya.
Dalam Lontar Purwa Gama disebutkan tentang melik yakni sebuah kondisi seseorang yang terlahir memiliki rerajahan tertentu dan memang telah dibawa sejak ia terlahir ke dunia.
Rerajahan ini tentu tidak bisa dilihat secara kasat mata, hanya orang tertentu yang bisa mengetahui. Bentuk dari rerajahan ini bisa beragam salah satunya adalah rerajahan yang berbentuk senjata para dewata inilah yang disebutkan paling berbahaya.
Bentuk dari rerajahan ini juga tidak selalu senjata para dewata, bisa jadi berupa unsur api atau Panca Mahabhuta. Melik dibawa oleh seseorang atas karma sebelumnya dan dibawa dalam kehidupannya saat ini.
Pada kasus lain, seseorang yang melik ini juga tidak dibawa hingga dewasa, sehingga diperlukan juga ketelitian dari orang tua ketika sang bayi telah lahir atau konsultasi kepada mereka yang lebih memahami tentang ini.
Masih dalam Lontar Purwa Gama, bayi yang terlahir dengan kondisi terlilit tali pusar dikatakan sebagai melik, begitu juga dengan mereka yang lahir memiliki usehan lebih dari satu, warna lidah yang memiliki corak warna hitam. Sehingga tindakan yang bisa diambil untuk “menetralisir” berupa mebayuh.
Ciri-ciri orang melik ini juga tidak banyak pada beberapa kesempatan memang akan ditemukan satu tanda pada orang yang melik. Mereka yang terlahir dengan kondisi ini adalah orang pilihan, terlahir melik ini juga dikaitkan dengan orang yang memiliki indra keenam.
Selain itu, di tengah masyarakat Hindu Bali juga sudah diketahui bahwa mereka yang melik ini riskan dengan umur pendek, disinilah peran dari orang tua sangat diperlukan untuk segera mengetahui jika sang anak memang meliki kondisi tersebut.
Mebayuh adalah sebuah upacara yang bisa digunakan untuk mereka yang melik, tujuannya adalah menetralisir engergi Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
Biasanya orang yang terlahir melik juga dibarengi dengan ‘larangan’ tertentu seperti tidak diperbolehkan mengonsumsi daging tertentu. Begitu juga untuk tetap memperhatikan tingkah dan pola si anak.
Melik memang tidak bisa dihilangkan namun bisa ditangani sesegera mungkin dengan mebayuh dan juga menjaga pola dari kehidupan sang anak. ***