Denpasar, BaliKonten. com – Kepala Deputi Direktur Wilayah Bali Nusa Tenggara Papua, Deny Yus Yulian menyebutkan, pihaknya konsen meningkatkan kepesertaan, salah satunya segmen Bukan Penerima Upah (BPU) seperti petani, nelayan dan pedagang. Itu dikatakannya dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama Rumah Sakit Kasih Ibu, Kamis (6/8) di Kuta, Badung.
“Kalau dihitung dari populasi angkatan kerja, banyak sekali, di Denpasar, Gianyar dan Badung, yang belum terdaftar BP Jamsostek,” ujarnya, yang saat itu didampingi Kepala BP Jamsostek Cabang Bali – Denpasar, Mohamad Irfan.
Terbaru, pihaknya telah menjalin sinergi bersama Rumah Sakit Kasih Ibu, berupa membangun agen Penggerak Jaminan Sosial (Perisai) di rumah sakit. Agen ini, kata dia, akan diberi pelatihan dan pendampingan untuk mengedukasi lingkungan, tentang manfaat BP Jamsostek. Program ini juga sekaligus membangun lapangan kerja bagi masyarakat.
Selain mengedukasi tentang manfaat, para peserta juga akan diajak untuk menggunakan jaringan rumah sakit tersebut, apabila mengalami kecelakaan kerja. Manfaatnya bagi rumah sakit adalah, pembiayaan klaim yang pasti.
Deny menyebutkan, segala biaya yang timbul dari pengobatan akan dibayarkan sepenuhnya oleh BP Jamsostek, sesuai dengan indikasi medis. Bagi masyarakat, manfaatnya akan mendapat perlindungan selama berkerja. Sedangkan bagi BP Jamsostek, manfaatnya adalah meningkatkan kepesertaan. Mohamad Irfan berkata sama terkait manfaat tersebut.
“Ini salah satu bentuk kesadaran dari seluruh elemen masyarakat, bahwa perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bukan hanya tugas dari BP Jamsostek, tetapi juga dibutuhkan partisipasi aktif dari stakeholder,” ungkapnya.
Direktur RS Kasih Ibu Saba, dr. Gede Ngurah Buana yang menandatangani nota kesepahaman itu mengatakan, komitmen mendukung akan diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Dia menyebutkan, semua cabang RS Kasih Ibu telah menerapkan protokol kesehatan sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia.
“Kami lakukan persiapan secara internal dan eksternal. Internal, tenaga medis kami telah dibekali pemahaman tentang pentingnya menerapkan protokol. Tentu, protokol disesuaikan dengan risiko mereka. Bagi perawat yang berisiko tinggi, maka wajib menggunakan alat pelindung diri level tiga, atau paling tinggi,” jelasnya.
Secara eksternal, dia mengatakan operasional rumah sakit telah menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya juga berupaya mengedukasi masyarakat melalui berbagai media di rumah sakit.
Terkait agen Perisai, di Kasih Ibu Cabang Saba telah ditugaskan enam orang, yang bertugas di dua kantor agen Perisai. “Tugas mereka melakukan edukasi kepada keluarga, lingkungannya dan masyarakat tentang manfaat BP Jamsostek,” pungkasnya. (801)