Tamba – Ipat bersama Ketua DPD Golkar Provinsi Bali, Nyoman Sugawa Kory dan Ketua DPD Demokrat Provinsi Bali, Made Mudarta.
Denpasar, BaliKonten.com – Komunikasi antar Golkar, Demokrat dan Gerindra di Kabupaten Jembrana, melahirkan paket Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna, atau Tamba – Ipat. Tamba bukan orang baru di dunia politik. Dia sempat menjabat DRPD Provinsi Bali.
Yang menarik justru wakilnya, Ipat. Dia orang baru, dan bukan kader partai. Hanya, dia punya modal simbolik, yakni anak sulung dari mantan Bupati Jembrana, Gede Winasa. Pilihan untuk mengajak Ipat diungkap Tamba, Sabtu (25/7) di Denpasar.
“Ipat adalah anak muda yang kreatif. Punya semangat tinggi, siap pulang kampung untuk membangun Jembrana,” ujarnya. Menurut Tamba, istilah pulang kampung merupakan ungkapan bahwa Jembrana butuh sosok baru untuk memajukan daerah.
“Mungkin kalau kampungnya sudah maju dan bergerak cepat, mungkin beliau mensyukuri. Termasuk kami (masyarakat) juga,” ujarnya dalam deklarasi koalisi pemenangan Pilkada 2020, antara Golkar, Demokrat dan NasDem tingkat provinsi.
Tamba optimis masyarakat Jembrana memberi kepercayaan kepada mereka. Keyakinannya itu, dipupuk dengan lebih dekat dekat dengan masyararakat. Dia mengatakan akan lebih banyak turun ke lapangan, untuk menjaring aspirasi masyarakat.
Simbol itu, sebagai wujud optimismenya di tengah pandemi Covid-19. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dia mengajak masyarakat tetap produktif. Soal kepercayaan Tamba kepadanya, Ipat mengaku akan bekerja secara optimal.
Hal tersebut sesuai dengan misi keduanya, yakni mewujukan Jembrana Kembali Jaya (JKJ).Dia mengaku yakin, bahwa masyarakat Jembrana masih membutuhkan program-program pembangunan daerah yang dicetus Gede Winasa.
“Saya seorang teknokrat, beliau politisi, ini mempermudah untuk investasi, terutama di bidang pertanian dan perikanan. Sektor hilir yang kita akan utamakan,” ungkap Ipat. Kini, keduanya masih menunggu rekomendasi parpol pengusung turun.
“Kan juga rekomendasi belum semua turun. Rekomendasi dari Golkar sudah (secara lisan). Cuman bukan hanya Golkar saja. Karena belum cukup mengajukan calon. Secara resmi (rekomendasi) belum,” tutup Ipat. (801)