Seputar Bali

Anggara Kasih Tambir, Banten dan Penjelasannya

daftar kajengkliwon di bali

 

 

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Setiap Selasa Wuku Tambir, umat Hindu melaksanakan rahinan Anggara kasih Tambir. Tepatnya pertemuan antara Saptawara Anggara dengan Wuku Tambir dan juga Pancawara Kliwon merupakan rahinan Anggarakasih Tambir.

Ketika rahinan ini tiba, umat Hindu juga sekaligus melaksanakan rahinan Kajeng Kliwon. Dalam lontar Sundarigama dikatakan sebagai berikut:

Nahanta waneh, rengen denta, Anggara Keliyon ngarania Anggara Kasih, pekenania pengasianing raga sarira. Sadekala samana yogia wang amugpug angelakat sealaning sarira, wigenaning awak, dena ayoga wang apan ika yoganira, Betara Ludra, merelina alaning jagat teraya, pakertinia aturakna wangi-wangi, puspa wangi, asep astanggi muang tirta gocara.

BACA JUGA:  Tercatat dalam Lontar, Ngelawang saat Galungan Kuningan Memiliki Kekuatan Magis

Terjemahannya:

Yang juga perlu diperhatikan tatkala pertemuan Anggara dengan Kliwon adalah Anggara kasih. Hari tersebut adalah waktu untuk mewujudkan cinta kasih kepada dirinya. Sepatutnya melaksanakan peleburan dan merawat diri dari segala hal kecemaran. Terutama kecemaran pikiran yang melekat dalam diri.

Lakukan dengan renungan suci, Sang Hyang Ludra tengah beryoga untuk memusnahkan kecemaran dunia. Sarana yang digunakan berupa canang wangi-wangi, dupa astangi lalu diakhiri dengan nunas tirta. Terkait rahinan Kajeng Kliwon yang meyertai, ini bergantung dengan Purnama atau Tilem. Jika rahinan ini datang setelah Purnama maka terjadilah Kajeng Kliwon Uwudan, begitu juga saat terjadi Enyitan maka berlangsung setelah Tilem.

BACA JUGA:  Hari Baik Membangun Rumah November 2024, Amertayoga dan Dauh ayu

Kajeng Kliwon sendiri datang setiap 15 hari sekali yakni ketika bertemunya Tri Wara Kajeng dengan Panca wara Kliwon.

Pun dalam lontar Sundarigama disebutkan tentang Kliwon sebagai berikut:

Nihan taya amanah, kunang ring panca terane, semadi Bhatara Siwa, sayogia wong anadaha tirtha gocara, ngaturaken wangi ring sanggar, muang luwuring paturon maneher menganing akna cita.

Wehana sasuguh ring natar umah, sanggar, ring dengen, dening sega kepel duang kepel dadi atanding, wehakna ada telung tanding, iwaknia bawang jae.

  • Kang sinambat ring natar, Sang Kala Bucari.
  • Ring sanggar Bhuta Bucari.
  • Ne ring dengen, Sang Durga Bucari

Ika pada wehana labaan, nangken kaliyon, kinon rumaksa umah, nimitania. Pada anemu sadia rahayu. Kunang yan kala biyantara keliyon, pakerti tunggal kayeng lagi.

Pancawara Kliwon adalah payogan Bhatara Siwa, ketika ini terjadi sepatutnyalah melakukan penyucian diri dengan mempersembahkan wangi-wangi di merajan dan juga di atas tempat tidur.

Lalu di halaman rumah, halaman merajan dan juga pintu utama keluar rumah dihaturkan segehan kepel berjumlah dua dalam satu wadah atau atanding.

BACA JUGA:  Mau Melukat? Ini Hari Baik atau Dewasa Ayu yang Bisa Digunakan

Kemudian ini dihaturkan dimasing-masing tempat tadi dan ditujukan kepada:

  • Di halaman merajan, kepada Sang Bhuta Bhucari.
  • Di pintu keluar masuk, kepada Sang Durgha Bhucari.
  • Dan untuk di halaman rumah, kepada Sang Kala Bhucari.

Tujuan dari persembahan ini adalah untuk keselamatan serta perlindungan penghuni rumah.

Masih dalam lontar yang sama dijelaskan tentang Kajeng Kliwon sebagai berikut:

Kadi ring keliyon nemu atutan kewala tambehane sega warna limang warna, dadi awadah, ring dengen juga genahing caru ika, ika sanding lawang ring luur, aturane canang lenga wangi burat wangi, canang gantal, astawakna ring Durga Dewem, ne ring sor, ring Durga Bucari, Kala Bucari buta Bucari, palania ayu paripurna sira aumah, yania tan asiti mangkana I Buta Bucari, aminta nugeraha ring Bhatari Durga Dewem, mangerubadin sang maumah, angadakakan desti, aneluh anaranjana, mangawe gering sasab merana, apasang pengalah, pamunah ring sang maumah, muang sarwa Dewa kabeh, wineh kinia katadah da waduanira Sang Hyang Kala, nguniweh sewaduanire Dewi Durga, tuhunia mangkana, ayua sira alpa ring wuwus manai.

Sedangkan untuk Kajeng Kliwon upakara yang digunakan sama seperti Kliwon hanya saja ditambahkan berupa segehan manca warna limang tanding.

BACA JUGA:  Beda Fungsi, Inilah Penjelasan Tentang Perbedaan Antara Kemulan Rong Dua dan Rong Telu

Kemudian di samping kori pada sisi sebelah atas dipersembahkan berupa canang wangi-wangi, burat wangi, canang yasa dan dihaturkan kepada Hyang Durga Dewi.

Yang dihaturkan di bawahnya ditujukan kepada Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari dan Buta Bhucari yakni tujuannya memohon perlindungan.

Kajeng Kliwon Uwudan merupakan waktu yang tepat untuk menghidupkan ilmu hitam atau aji pengiwa. Sedangkan ketika Kajeng Kliwon Enyitan adalah hari yang baik untuk membuat jimat atau sesikepan dan hal yang berkaitan dengan kekautan gaib.

BACA JUGA:  Dewasa Ayu Melaksanakan Upcara Pitra Yadnya Mei 2024

Tidak hanya itu, ketika Kajeng Kliwon juga dijadikan dewasa ayu melukat oleh sebagian besar umat Hindu. ***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: