Banten Soma Pemacekan Agung, Rahina Keramat di Antara Galungan dan Kuningan
ilustrasi gambar Rangda/ Flicker/ Balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Ini banten yang bisa digunakan untuk melaksanakan Soma Pemacekan Agung. Rahinan Soma Pemacekan Agung merupakan rangkaian dari Galungan Kuningan.
Umat Hindu di Bali bahkan menyebut Soma Pemacekan Agung sebagai rahina yang keramat. Soma Pemacekan Agung jatuh pada Soma Kliwon Wuku Kuningan.
Rahinan ini juga dipercaya menjadi hari pertemuan bagi mereka yang mempelajari ilmu aji pengiwa.
[irp]
Saat Soma Pemacekan Agung, umat Hindu melaksanakan persembahyangan dan melakukan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi dengan manifestasi Sang Hyang Pramaswara.
Selain itu, terkait Soma Pemacekan Agung juga disebutkan dalam Lontar Dharma Kahuripan sebagai berikut:
[irp]
Isi lontar:
“Pamacekan Agung nga, panincepan ikang angga sarira maka sadhanang tapasya ring Sanghyang Dharma”.
Terjemahannya:
Pemacekan Agung, namanya demikian adalah pemusatan diri dengan sarana tapa kepada Sanghyang Dharma.
[irp]
Selain itu, dalam Lontar Sundarigama juga menyebutkan tentang Soma Pemacekan Agung sebagai berikut:
Soma Kliwon, pemancekan agung ngaran, masegeh agung ring dengen, mesambleh ayam samalulung, pakenania. Ngunduraken sarwa bhuta kabeh.
Artinya yaitu:
[irp]
Soma Kliwon (Kuningan) disebut dengan Pemacekan Agung. Pada sore harinya, umat Hindu patut mempersembahkan segehan agung di depan pintu keluar rumah yang dilengkapi sambleh ayam semalulung yang disuguhkan kepada Sang Bhuta Galungan beserta pengiringnya agar kembali ke tempatnya.
Terkait banten untuk melaksanakan Soma Pemaceka Agung menyesuaikan dengan desa kala patra dan juga kemampuan masing-masing umat.
Namun bisa juga menggunakan segehan di depan rumah serta di muka pintu pekarangan yang ditujukan kepada Sang Kala Tiga Galungan berserta pengiringnya.
[irp]
Soma Pemacekan Agung memiliki makna untuk mengembalikan Sang Bhuta Galungan beserta pengikutnya.
Soma Pemacekan Agung berarti tanda batas antara awal dan juga akhir dari kegiatan Galungan yakni 30 hari ke muka dan 30 hari ke belakang yang mana dimulai dari Tumpek Wariga hingga Budha Keliwon Pahang.
***
