Berdayakan Energi Rendah Karbon, Ini Tiga Terobosan PLN
Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi salah satu penerapan transformasi oleh PLN.
Jakarta, BaliKonten.com – Memberdayakan energi rendah karbon menjadi upaya PLN mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan. Ini langkah transformasi PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat.
Demikian disampaikan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini pada acara webinar Indonesia Clean Energy Forum Kuartal III Tahun 2020, Jumat (24/7). Transformasi itu diterapkan melalui tiga program kerja.
Pertama, Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah beroperasi. Kedua, program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biomassa.
Ketiga, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung dengan memanfaatkan bendungan untuk membangkitkan listrik. “Kita berinovasi dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada guna meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan,” tuturnya.
Kata dia, Co-firing juga dikembangkan oleh PLN di beberapa PLTU, seperti PLTU Paiton berkapasitas 2×400 MW menggunakan olahan serbuk kayu, PLTU Ketapang berkapasitas 2×10 MW.
Serta, PLTU Tembilahan berkapasitas 2×7 MW menggunakan olahan cangkang sawit. Kata dia, Co-firing dilakukan dengan mencampurkan olahan tersebut sebesar 5 persen dari total kebutuhan bahan bakar.
Sementara, konversi dari PLTD ke PLT Biomassa, PLN mencatat terdapat 1,3 Gigawatt PLTD yang dapat dikonversi menjadi PLT Biomassa. PLN juga mendorong pembangunan PLTS Terapung berkapasitas besar.
Itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang ada di Indonesia. Pada Januari 2020, PLN telah menandatangani kontrak jual beli listrik dengan Konsorsium PT PJBI-Masdar untuk membangun PLTS Terapung di Cirata, Jawa Barat.
Total kapasitas mencapai 145 MW. Pembangunan PLTS ini akan dimulai pada awal 2021 dan akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara. “Kami berhasil mendapatkan tarif EBT yang murah yaitu sebesar 5,8 cUSD/kWh,” ujarnya.
Saat ini, PLN juga tengah mengembangkan Renewable Certificate Energy (REC). REC akan ditawarkan kepada pelanggan yang memiliki komitmen penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), dimana setiap penggunaan 1 MWH EBT akan mendapatkan 1 unit REC.
Selain penyediaan listrik melalui pembangkit EBT, PLN juga menyiapkan infrastruktur untuk mendukung kehadiran kendaraan listrik, PLN telah melakukan inovasi menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listirik Umum (SPKLU).
“Pengembangan Energi Baru Terbarukan bukan semata pemenuhan target pemerintah, tetapi dilakukan sebagai tanggung jawab PLN untuk generasi mendatang. Power Beyond Generations,” tutupnya. (801)