Denpasar, Balikonten.com – Sulinggih dari klan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) kembali bertambah.
Mereka adalah Ida Bhawati Ketut Pasek Dwija Arsana dan istrinya yakni Ida Bhawati Luh Rai Mahayuni yang telah menjalani diksa pariksa pada Jumat (19/11), di kediamannya, Gang Belibis, Jl. Nangka, Denpasar.
Setelah melalui prosesi itu, keduanya menerima abiseka atau nama kependetaan yakni Ida Pandita Mpu Yoga Dhaksa Paramarta dan Ida Pandita Mpu Istri Yoga Dhaksa Prakerti.
Kegiatan itu dipuput oleh tiga Sulinggih Nabe, dan turut disaksikan Pengurus MGPSSR Provinsi Bali yang diwakili Putra Suarjana, Ketua PHDI Kota Denpasar Nyoman Kenak, Bendesa Tonja, dan para krama setempat.
Dalam paparannya di hadapan para hadirin yang hadir, Nyoman Putra yang merupakan Ketua Bidang Kesulinggihan MGPSSR Provinsi Bali menyambut baik kehadiran sulinggih pasek anyar ini.
Dia meyakini kehadiran keduanya akan bermuara kepada semakin berkualitasnya pelayanan kepada umat. “Kita tidak hanya mengejar kuantitas, namun juga kualitas. Hingga tahun 2021, warga pasek memiliki 340 sulinggih. Belum termasuk yang baru, maupun yang akan melinggih,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan agar sulinggih tetap memegang teguh pakem kesulinggihan, sehingga terhindar dari peristiwa yang merusak citra sulinggih.
Selain menaati tatanan kesulinggihan, dia menyebut sulinggih pasek agar melengkapi administrasi, yakni salah satu hal krusial bagi seorang sulinggih.
“Ke depan, pengawasan terhadap praktik kesulinggih agar nabe menyikapi dengan bijak, dengan harapam lahir sulinggih yang berkualitas,” terangnya. Apresiasi kepada kedua sulinggih anyar itu juga datang dari Ketua PHDI Denpasar, Nyoman Kenak.
Kata dia, tugas utama seorang sulinggih adalah berlajar, untuk meningkatkan kemampuan melayani umat. Dia juga mengapresiasi pilihan keduanya untuk menumpuh jalan bhakti melalui kesulinggihan.
Dalam konteks yang lebih luas, Kenak menyebut apod gala atau diksa bisa dilakukan seluruh umat Hindu. “Diksa itu bukan tujuan, tapi jalan menuju kebahagiaan yang kekal, yaitu moksa,” tegasnya.
Kepada sulinggih anyar, dia mengucap selamat menjalankan misi sosial melalui pelayanan kepada umat. Sementara, Ida Pandita Mpu Yoga Dhaksa Paramarta sesaat sebelum menjalani prosesi menyebut, pilihannya ini bertujuan untuk meningkatkan pelayan kepada umat.
Sebelumnya, kedua sulinggih itu telah melalui tahap sesuai denga aturan yang berlaku. “Sebelumnya kami telah melalui tahap diksa pariksa, siksa dan pandita,” ujarnya sembari didampingi istri. (red)