Cegah Persaingan, Harga di Pasar Tani Akan Diatur

 Cegah Persaingan, Harga di Pasar Tani Akan Diatur

Denpasar, – Ketua Provinsi Bali, Putu Putri Suastini Koster mendorong agar tani tetap berlangsung di masa pandemi. Hal ini sesuai dengan kebutuhan para petani, nelayan dan perajin, agar tetap bisa menjual produk taninya saat pandemi.

Itu juga dia ungkap saat menghadiri Gebyar Pasar yang dilaksanakan manajemen di Kuta, , Minggu (9/8). Lewat pasar tani, kata dia, para petani dapat langsung bertransaksi dengan pembeli.

Kendati begitu, kondisi ini harus diimbangi penyesuaian harga ketika perekonomian bergairah kembali. “Namun jika keadaan sudah normal kembali, maka persaingan pasti akan kembali terjadi. Sehingga ke depan, perlu dilakukan kesepakatan tentang harga jual komoditas pertanian,” ungkapnya.

Setelah kembali dibuka, dia optimis perekonomian masyarakat Bali kembali menggeliat, yang artinya konsumsi kebutuhan pangan ikut meningkat. Terhadap prospek itu, dia berharap terobosan ini dapat memacu semangat pengusaha untuk ikut menyiapkan pasar di wilayahnya.

“Dengan demikian, kita dapat membantu upaya pemasaran hasil panen pada petani, di tengah lesunya daya beli masyarakat sebagai dapat pandemi Covid-19,” ujarnya. Harga yang dipasang petani di pasar tani dinilai relatif murah.

Di pasar Gebyar Pasar Minggu misalnya. dijual mulai Rp2.000-Rp10.000 per kg, telur dijual Rp8.000 per 10 butir, beras merah Rp18.000 dan beras C4 seharga Rp55.000 per kg, dan buah bisa dibeli mulai dari harga Rp7.000 sampai Rp24.000 per kg.

Selain bermanfaat kepada petani, kehadiran pasar tani ini juga memudahkan masyarakat, khususnya pegawai , lembaga vertikal maupun swasta. Selain murah, produk juga segar dan berkualitas. Maka program ini layak disebut pasar gotong royong.

BACA JUGA:  Mengenal Zenbook S 13 OLED (UX5304), Estetik dan Ramah Lingkungan

“Mari kita bergotong royong membangkitkan pekonomian masyarakat secara perlahan, sekaligus memberikan kesempatan pada petani untuk menyalurkan hasil panennya kepada masyarakat umum,” ungkapnya.

I Made Sandi, seorang petani asal Munduk Andong, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan merasa bersyukur atas kepedulian pemerintah. “Bersyukur kami dapat menjual hasil panen yang sejak wabah Virus Corono cukup sulit untuk dapat menyalurkannya ke pasaran,” ujarnya. (801)

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!