Denpasar, Balikonten.com – Keterbukaan Partai Golkar Denpasar mengenai calon yang akan diusung dalam Pilwali 2020, berhasil menyita perhatian publik. Kabar terbaru, Golkar Denpasar yang berkoalisi Demokrat dan Nasdem, menetapkan paket Ambara – Kerta Negara (Amerta).
Melalui paket ini, Golkar Denpasar kembali memilih calon bukan kader. Sebelumnya, Golkar Denpasar juga berupaya menggaet Sekda Denpasar, Rai Iswara dan Istri Walikota Denpasar, Selly Mantra. Soal ini, ditanggapi bijak oleh Ketua DPD Golkar Denpasar, Wayan Mariana Wandira.
“Partai Golkar Denpasar sudah berproses. Mulai dari penjaringan sampai pendaftaran. Nama yang mendaftar, sudah diserahkan ke Provinsi, lalu ke pusat,” terangnya saat ditemui di Gedung DPD Golkar Provinsi Bali, Jl. Surapati No. 9, Denpasar.
Ada dua nama kader yang diusulkan ke pusat, AA. Ngurah Manik Danendra dan Ngurah Agung. Secara kekaderan, kata Wandira, keduanya punya militansi. Namun keduanya harus dinilai dari banyak sisi, terpenting adalah elektabilitas.
“Kader (Ngurah Agung) kita harus ada pertimbangan khusus. Pak Agung Manik Danendra, secara intelektual bagus. Kesiapan bagus. Cuman, dari partai koalisi yang kurang merespon. Kita berkoalisi tentu harus ada kesamaan visi dan misi dalam menentukan calon,” bebernya.
Atas pertimbangan tersebut, koalisi sepakat mengusung paket Amerta. Secara lahir batin dan materi, Wandira menyebut paket ini cukup matang. “Ada kewenangan, yang digariskan AD/ ART maupun Peraturan Organisasi, DPD Provinsi dan DPP berhak mengajukan calon di luar yang terdaftar,” ujarnya.
Paket Amerta secara terang telah diperkenalkan dalam berbagai kesempatan. “Mereka di luar kader, cuman Kerta Negara ini punya histori yang erat dengan Golkar. Bapaknya, Merta Suteja itu MKGR,” ungkapnya.
Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), kata Wandira, yakni partai cikal bakal partai Golkar. Dilihat dari daerah pemilihan, paket ini menjadi kolaborasi yang kuat. Gede Ngurah Ambara Putra berada di Denpasar Timur, sedangkan Made Bagus Kerta Negara di Denpasar Utara.
Wandira menambahkan, sikap cepat tanggap ini baginya wajar saja. Memandang politik untuk mencapai tujuan, menurutnya beralih pilihan ini sudah biasa. Namun, dia menampik bahwa sikapnya menunggu jawaban Rai Iswara dan Selly Mantra, untuk ajang tawar menawar politik.
“Kalau tawar menawar, kami tidak pernah. Yang jelas, kami tawarkan, kalau mau memimpin Kota Denpasar, ayo,” tegasnya. (801)