Denpasar, Balikonten.com – Program “KMHDI Mengajar” dilaksanakan Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia Denpasar, pada Sabtu (14/5).
Kegiatan itu digelar perdana Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar, yang menyasar sejumlah anak-anak SD dan SMP. Kegiatan ini juga dirangkai serangkaan memperingati Bulan Pendidikan sekaligus meningkatkan pemahaman budaya generasi muda Hindu.
Ni Putu Mitha Purwaningrum selaku Ketua Panitia kegiatan KMHDI Mengajar dan Workshop Banten mengungkapkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai kesehatan dan teknik membuat banten yang mendasar seperti canang dan ancak untuk adik-adik di Panti Asuhan Dharma Jati II.
“Untuk KMHDI mengajar ini kami memberikan beberapa materi seperti bahaya narkoba, Pancasila, Tari Bali dan Dharma Gita. Ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih kepada adik-adik yang mungkin tidak didapatkan di sekplag. Di samping itu juga untuk melatih soft skill adik-adik tersebut yang mungkin memiliki minat dan kemampuan yang lebih di bidang kesenian tari maupun Dharma Gita,” ungkap Mitha
Dengan berbagai materi yang akan diberikan tersebut, kegiatan KMHDI Mengajar dan Workshop Banten ini berlangsung selama 4 hari yaitu pada tanggal 14, 15, 21, dan 22 Mei 2022. Di mana dalam satu hari akan diberikan satu materi pembelajaran
Hari pertama Kegiatan KMHDI Mengajar & Workshop Banten ini dibuka oleh Made Yudyani Putri selaku Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kota Denpasar.
Pembelajaran penting dari kegiatan ini kemudian dipertegas kembali oleh Ketua PC KMHDI Denpasar, I Gusti Putu Putra Mahardika. Dalam sambutannya, menyampaikan bahwa di tengah arus digitalisasi saat ini di mana perkembangan teknologi dan informasi begitu pesat, tentu harus dibarengi dengan kualitas SDM yang mumpuni untuk dapat bersaing dalam segala aspek sesuai dengan minat dan potensinya.
“Pola-pola seperti ini harus konsisten kita lakukan, semoga dapat terlaksana dengan berkelanjutan. Ke depan melalui KMHDI Mengajar ini tidak hanya sebagai wahana mengajar, tentu juga dapat sebagai wahana untuk dapat mengadvokasi setiap persoalan – persoalan pendidikan di daerah setempat,” tutur pria yang kerap disapa Gus Wah.
Dalam hal ini yang tidak kalah penting untuk terus menanamkan nilai budhi pekerti serta pemahaman akan tradisi dan budaya kepada generasi muda Hindu khususnya, yang di mana sebagai bekal dasar mereka untuk tidak goyah jika dihadapi dengan pesatnya teknologi dan informasi saat ini. (red)