Seputar Bali

Makna Buda Cemeng Ukir dan Banten yang Digunakan

makna buda wage ukir

BALIKONTEN.COM – Berikut adalah penjelasan singkat terkait Buda Cemeng Ukir atau Buda Wage Ukir.

Buda Cemeng Ukir adalah rainan yang datang berdasarkan pertemuan antara Saptawara Buda, Pancawara Wage dan Wuku Ukir.

Siapa yang Dipuja saat Buda Wage Ukir

Umat Hindu melaksanakan Buda Wage Ukir dengan bersembahyang dari tingkat keluarga hingga ke parahyangan.

BACA JUGA:  Tidak Banyak Pilihan, Pindah Rumah Bulan Mei 2024 Hanya Ada Satu

Pemujaan ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasi bliau sebagai Dewi Laksmi yang tiada lain adalah sakti dari Dewa Wisnu.

Dalam kepercayaan Hindu, Dewi Laksmi adalah Dewi kemakmuran serta kesuburan.

Banten Buda Cemeng Ukir

Secara umum, saranan yang digunakan dalam melaksanakan rainan Buda Cemeng Ukir berupa canang sari atau bisa juga menggunakan pejati.

BACA JUGA:  Hasil Cek Imigrasi Bali Soal Isu Aktivitas Guide Asing di Pura Agung Besakih

Namun demikian, terkait banten atau sarana yang digunakan tetap mengikuti desa kala patra serta kemampuan masing-masing umat.

Dewi Laksmi yang juga dikatakan sebagai Dewi Kesejahteraan, umat Hindu yang berprofesi sebagai pedagang pun bisa menjadikan momen ini untuk lebih kusyuk dalam melaksanakan pemujaan.

Buda Cemeng Ukir untuk Renungan Suci

Selain melaksanakan pemujaan kepada Dewi Laksmi, Buda Wage Ukir juga baik untuk melaksanakan renungan suci.

BACA JUGA:  Bukan Sekedar Ciuman, Ketahui Sejarah dan Makna dari Tradisi Omed-omedan di Sesetan

Buda Cemeng Ukir atau Buda Wage Ukir dilaksanakan tiap 210 hari ini juga disebutkan tidak baik untuk melaksanakan tindakan yang mengeluarkan uang seperti membayar utang.

Lontar Sundarigama menyebutkan tentang Buda Wage Ukir sebagai berikut:

Buda waga, ngaraning Buda Cemeng, kalingania adnyana suksema pegating indria, betari manik galih sira mayoga, nurunaken Sang Hyang Ongkara mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu, astawakna ring seri nini kunang duluring diana semadi ring latri kala.

BACA JUGA:  Hari Baik Membangun Rumah Menurut Hindu Sepanjang November 2024

Terjemahannya berdasarkan Parisada Hindu Darma Kabupaten Tabanan tahun 1976:

Pada hakekatnya untuk mewujudkan kesucian pikiran yakni putusnya sifat kehawanafsuan.

Itulah yoga dari Bhatari Manik Galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara amrta (inti hakekat kehidupan), di luar ruang lingkup dunia skala.

BACA JUGA:  Konser Hybrid Drive Perdana Digelar di Gong Perdamaian

Maka patut melakukakan upacara dengan sarana wangi-wangi, memuja disanggar dan di atas tempat tidur serta menghaturkan kepada Sang Hyang Çri, lalu melakukan renungan suci pada malam harinya.

Itulah penjelasan singkat tentang Buda Wage Ukir. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: