Pengurus PHDI Bali Jalani Upacara Mejaya-Jaya, Siap “Ngayah” Layani Umat

 Pengurus PHDI Bali Jalani Upacara Mejaya-Jaya, Siap “Ngayah” Layani Umat

Pengurus PHDI Provinsi Bali dan Kota Denpasar usai menjalani upacara Mejaya-jaya pada Jumat 3 Juni 2022 di Gedung PHDI Provinsi Bali, Jl. Ratna, Denpasar. 

Denpasar, Balikonten.com –Pengurus Provinsi Bali dan Kota yang meliputi Paruman Walaka, Pengurus Harian, Tim Hukum, Badan Penyiaran Hindu menjalani upacara Mejaya-jaya pada 3 Juni 2022 di Gedung PHDI Provinsi Bali, Jl. Ratna, Denpasar.

 

Kegiatan itu bersamaan degan di Padmasana, Gedung PHDI Provinsi Bali, yang digelar dengan upacara Padudusan Alit dan Caru Rsi Gana. Upacara ini diwarnai berbagai seni seperti Rejang Dewa dan Rejang Renteng, Wayang Sudamala dan Topeng Sidakarya.

 

Upacara dipuput 3 Sulinggih dari Paruman Pandita , yakni Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari, Ida Sira Mpu Dharma Sunu dan Ida Mpu Jaya Putra Pemuteran, dihadiri perwakilan unsur Walikota Denpasar, Ketua DPRD Denpasar, Kantor Agama Denpasar, , 1611, Bendesa Tonja, dan undangan lainnya.

 

Setelah menjalani prosesi ini, para pengurus berkomitmen siap “ngayah”atau mengabdi melayani umat Hindu khususnya di Bali. Selama ini pelayanan tetap berjalan dengan baik, seperti pelaksanaan Sudi Widani, mediasi umat yang bersengketa, hingga melayani permohonan menjadi sulinggih.

 

Ketua PHDI Provinsi Bali, , SH bererimakasih atas partisipasi dan antusiasme semeton Hindu, yang menyumbang punia mulai dari seni-seni tari yang merupakan pertunjukan sakral, wayang sapuleger, topeng Sidakarya dengan segenap penabuh, dan aneka jajanan.

 

‘’Kami bersama PHDI Kota Denpasar, tentu juga dengan PHDI Kabupaten seluruh Bali, merasa sangat terharu dan penuh semangat, karena antusiasme semeton yang luar biasa. Setelah mejaya-jaya hari ini, mari kita bahu membahu melaksanakan program kita ke depan. Program bidang-bidang, Tim Hukum, Badan Penyiaran Hindu, semuanya sudah menunggu, dan kita upayakan berbuat sekuat yang kita mampu,” kata Nyoman Kenak.

BACA JUGA:  Bali Didominasi Zona Orange, Sholat Ied Disarankan Tak Berjamaah

 

Momentum tersebut juga menjadi ajang memperkuat kekompakan dan menyatukan persepsi dalam rangka memberi pelayanan kepada umat. Kenak mengatakan dirinya sangat bangga melihat dedikasi dan antusiasme jajaran pengurus dalam menyukseskan upacara pujawali.

 

Pedudusan alit sendiri baru pertama kali digelar di Gedung PHDI Bali. Dia menerangkan bahwa upacara ini mengandung makna menjaga keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan sesama.

 

“Ini salah satu tradisi dan budaya di Bali yang harus kita lestarikan. Meski dengan dana yang terbatas, tapi dilandasi rasa ikhlas dalam mengabdi, maka upacara ini bisa kamu lakukan. Terimakasih pihak-pihak yang telah mendukung kami,” ungkapnya. (red)

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!