Badung,Balikonten.com – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana mengungkapkan salah satu permasalahan yang sering dihadapi petani di Badung adalah pemasaran hasil panen.
Persoalannya terkait dengan pemasaran hasil dan harga yang tidak sesuai harapan petani. Untuk itu pihaknya terus berupaya untuk membantu petani mendapatkan akses pemasaran. Menyikapi kondisi itu, Wijana mempertemukan petani bersama pengusaha tahu untuk bersinergi.
Itu dia ungkapkan usai menggelar temu usaha antara petani kedelai dengan salah seorang pengusaha tahu dan tempe I Wayan Artha dari Desa Taman, Abiansemal, bertempat di Balai Subak Tungkub Dalem, Desa Kekeran, Kecamatan Mengwi, Kamis (19/5).
Salah satu kendala yang dihadapi para petani adalah kurangnya akses pasar termasuk dalam hal pemasaran hasil panen kedelai. Untuk dapat menyerap produksi kedelai petani di Badung, Dinas Pertanian dan Pangan kini menggandeng pengusaha tahu dan tempe lokal.
Menurut Wijana saat ini banyak subak yang sedang menanam palawija disamping karena sesuai dengan pola tanam yang sudah disepakati, juga ada subak yang sedang ada perbaikan jaringan irigasi.
Kebutuhan kedelai di Badung sebenarnya cukup besar mencapai 2.614,54 ton/tahun sedangkan produksi baru sebesar 156,20 ton/tahun sehingga pengembangan kedelai masih sangat menguntungkan. Di subak Tungkub Dalem saat ini sedang panen kedelai seluas 192 hektar dengan provitas 1,79 ton/hektar sehingga total produksi 343,68 ton dan siap dibeli oleh I Wayan Artha dengan harga sesuai kesepakatan dengan petani.
Konsep ini sejalan dengan konsep Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang diusung Bupati Badung Nyoman Giri Prasta. Yakni mengelola potensi secara holistik mulai dari hulu, tengah dan hilir. Hulu yakni pengairan yang matang, tengah yakni kempauan petani dalam menerapkan pengelolaan yang efektif, sedangkan hilir yakni memastikan hasil pertanian terserap. (red)