Foto/istimewa – Gubernur Bali, Wayan Koster.
Denpasar, BaliKonten.com – Pelestarian kesenian dan kebudayaan menjadi aspek mendasar yang diperhatikan Gubernur Bali, Wayan Koster, menuju Bali era baru. Maka dia memandang penting pelestarian kesenian, khususnya yang tergolong tradisi.
Koster memandang, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjadi lembaga yang representatif dalam mendukung pelestarian kesenian. Itu ujarnya dalam rangka Dies Natalis XVII ISI Denpasar, Selasa (28/7) di Kampus ISI Denpasar.
“Saya titip nanti dengan satu skema tertentu, seni-seni tradisi yang berakar di desa adat, digeluti oleh masyarakat adat, namun sekarang ditinggal, lantas dia tidak lagi muncul sebagai kekayaan seni,” ujarnya saat memberi sambutan.
Selain memiliki modal simbolik sebagai lembaga berbasis seni, ISI dipandang layak karena memiliki sumber daya manusia yang komplit. Mahasiswa, dosen dan guru besar. Kata dia, ISI Denpasar dapat turun menelusuri kesenian di Desa Adat.
Misalnya, pelestarian kesenian dapat dirangkai melalui kegiatan pengabdian masyarakat, agar bersentuhan langsung dengan kekayaan seni yang ada di akar rumput. Selama ini, kata dia, kekayaan tradisi ini masih kurang serius dibangkitkan sehingga secara perlahan-lahan semakin luntur karena sudah ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat di Desa Adat.
“Karena itu ini harus kita gali kembali, dibangunkan agar dia menjadi satu potensi yang mencerahkan kehidupan masyarakat di provinsi Bali serta juga mendorong perekonomian masyarakat Bali,” urainya.
Dalam konteks pelaksanaan Peraturan Daerah serta Peraturan Gubernur, yang berkenaan dengan kebudayaan, ISI Denpasar memiliki ruang yang cukup memadai untuk mengaktualisasikan potensi seni yang ada.
Inilah yang harus dikembangkan oleh ISI Denpasar dalam menerjemahkan Tri Dharma perguruan tinggi. “Dengan demikian Saya kira seni dan budaya di Bali yang berbasis tradisi maupun juga yang berbasis modern itu akan terus maju, di tengah-tengah dinamika lokal nasional dan global inilah yang menjadi kekayaan kita,” ujarnya.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum mengatakan, dalam bidang pengabdian masyarakat tahun 2020 mahasiswa ISI Denpasar mengadakan KKN di desa adat masing-masing, untuk mendukung program gubernur.
Hanya saja, selama pandemi, program ngayah ke desa-desa dan pura-pura di Bali ditunda. Namun demikian, pihaknya mengapresiasi Pemprov Bali telah menginisiasi dan membiayai penciptaan seni virtual.
“Dari 202 sanggar seni yang dibantu oleh gubernur, 80 persen mahasiswa dan alumni ISI Denpasar,” tutupnya. Dalam dies natalis XVII dirangkai dengan pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn.M.Sn dan Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn. Hadir pula, Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putu Putri Suastini; Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. (801)