Sanggar Maha Gita Dwijendra Ungkap Pentingnya Jaga Hutan Lewat “Abhisekaning Ratu”
Wujudkan Keseimbangan Sumber Pendapatan Bali, Golkar Akan Tuntaskan Kendala Ekspor Buah
Denpasar, Balikonten.com – Sumber pendapatan Bali yang condong kepada sektor tersier, yakni pariwisata, menjadikan ekonomi Bali amat labil. Kondisi itu dipandang tak seimbang oleh DPD Golkar Provinsi Bali.
Mewujudkan keseimbangan sumber pendapatan antara sektor primer dan sekunder, salah satunya Golkar mendorong kemajuan ekspor buah lokal Bali ke Cina. Jenisnya, buah naga, manggis dan salak.
Dalam pertemuan bersama awak media pada Jumat (16/7) di Kantor Golkar Bali, Ketua DPD Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Kory mengatakan telah menemukan sejumlah kendala dalam mengekspor buah lokal Bali.
“Kami telah berkerjasama dengan Asosiasi Expor Holtikultura yang anggotanya kini berjumlah 71 di seluruh Indonesia,” ujarnya yang saat itu didampingi Ketua Asosiasi Export Holtikultura, Jero Tesan.
Mengawali penjelasan, Jero Tesan mengatakan kendala yang dihadapi dalam ekspor buah ini adalah lamanya pengiriman barang dan jumlah tenaga sortir di Bali. Pengiriman barang yang kini hanya bisa dilakukan melalui jalur laut membuat perjalanan lebih lama dibanding jalur udara.
“Sebelum pandemi, pengiriman cepat. Sekarang lewat laut. Solusinya buah yang dikirim harus berkualitas dan selektif,” ujar Jero Tesan. Kendala lain, Cina telah melakukan audit terhadap eksportir yang berijin.
Di Bali, kendalanya beberapa eksportir belum teregistrasi Good Agricultural Practices (GAP). Ada beberapa yang sudah, namun masa berlakunya akan berkahir pada tahun 2021 ini.
Kendala berikutnya adalah jumlah tenaga sortir buah yang tergolong minim. Menyikapi kondisi ini, DPD Golkar Bali berupaya hadir hingga kendala ini tuntas. Sugawa menyebut, pihaknya akan mendorong eksportir di Bali untuk melakukan registrasi GAP. Di Bali, kini hanya ada 16 eksportir yang telah tergistrasi.
“Kami akan lakukan pelatihan virtual agar petani bisa melakukan registrasi. Langkah kedua kami mengusulkan agar Departemen Pertanian agar mempermudah proses adminitrasi proses tersebut,” ujarnya.
Dalam pelatihan nanti, pihaknya akan menghadirkan para pakar termasuk pelaku ekspor. “Kami akan segera bergerak, sehingga diharapkan ekspor buah dari Bali bisa diingkatkan apalagi jelang panen raya,” sambungnya. Panen raya akan berlangsung sejak Oktober 2021 hingga April 2022.
Begitu pula dengan pelatihan tenaga sortir. Terobosan ini tidak saja menjadi solusi untuk meningkatkan ekspor, juga menghadirkan peluang kerja bagi masyarakat Bali di tengah pandemi Covid-19.
“Saat ini, dalam satu tahun gaji para tenaga sortir itu mencapia Rp25 Miliar. Maka kami akan melakukan pelatihan tenaga sortir,” terang Sugawa. Selain itu, pihaknya juga menggodok keberadaan hutan sosial yang dikelola pemerintah, salah satunya di Jembrana.
Lahan yang telah dikelola oleh petani ini akan dibuat produktif. Terobosan ini juga sejalan dengan visi Pemprov Bali Nangun Sat Kerti Loka Bali. Utamanya penerjemahan konsep Wana Kerti. (Red)