DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Dampak Pandemi Covid-19 yang melumpuhkan sendi-sendi kehidupan termasuk dunia pendidikan, menyisakan dampak degradasi pembelajaran di sekolah.
Hal itu disebabkan penerapan pola daring untuk mencegah penularan Covid-19. Kondisi masih menjadi kendala bagi guru dalam mengajar. Kondisi ini ditanggulangi langsung oleh Tim Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa SMP N 1 dan SMP N 2 Marga, Kabupaten Tabanan pada Agustus lalu.
Penelitian ini dilakukan oleh tiga dosen Universitas PGRI Mahadewa Indonesia yakni Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M., Dra. Made Wery Dartiningsih, M.Pd., Kons., dan Ni Wayan Sunita, S.Pd., M.Pd. Untuk pendanaan, program ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Dikti.
Kegiatan ini juga melibatkan nara sumber Prof. Dr. I Wayan Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd. yang membahas dan mendampingi tentang asemen HOTS dan P5, sedangkan Ir. I Nyoman Bagus Suweta Nugraha, S.Kom., M.T., memberikan materi tentang pembelajaran online dengan memfaatkan LMS.
Nyoman Parmithi menerangkan, PKM sebagai upaya terlibat aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kecamatan Marga, Tabanan yang terpengaruh signifikan akibat pademi Covid-19. Kegiatan PBM ini dilaksanakan melalui penguatan kompetensi pedagogik dan kompetesi profesional guru sesuai dengan petunjuk teknis program peningkatan kompetensi guru pembelajar moda tatap muka.
“Solusi yang kami tawarkan untuk penguatan kompetensi pedagogik dan kompetesi professional guru ini adalah melalui kegitan workshop dan praktik terbimbing. Melaui pendekatan partisipatif kolaboratif dengan melibatkan semua unsur yang terkait, melalui kerja bersama secara partisipatif antara Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Dinas Pendidiakan, mitra, dosen, mahasiswa, praktisi pendidikan, praktisi IT,” ungkapnya saat dijumpai di Denpasar pada Rabu 6 September 2023, didampingi dua dosen lainnya.
Lebih lanjut, Parmithi menambahkan workshop yang diberikan mengadopsi program peningkatan komptensi guru pembelajar moda tatap muka, yaitu menggunakan metode pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi yang menempatkan peserta sebagai insan pembelajar dengan segenap potensi, pengalaman, dan pengetahuannya.
Made Wery menambahkan, secara umum kegiatan PKM yang dilakukan ini sudah berhasil dengan baik. Melalui kegiatan ini pengetahuan mitra (guru-guru) di SMP Negeri 1 Marga dan SMP Negeri 2 Marga mengalami peningkatan sebesar 38% pembelajaran online, penyusunan RPP, asesmen online, media Canva, dan projek P5.
Dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki mitra berdasarkan hasil workshop dan pendampingan yang diberikan oleh tim PKM bisa dijadikan embrio untuk sekolah-sekolah lain di Kecamatan Marga dalam melaksananakan pembelajaran, penilaian, pembuatan media, maupun projek P5.
“Melihat hasil PKM ini, ada saran kepada kami agar program serupa bisa dilakukan di sekolah-sekolah lain di jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah atas sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru,” sebut Wery.
Sementara Wayan Sunita menambahkan, kelanjutan program ini akan dibuatkan Memoradum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman. Mou akan dibuat antara: (1) keempat sekolah mitra dengan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia serta dan (2) Dinas pendidikan kecamatan Marga dengan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia.
MoU ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan seperti: (a) Pihak Universitas PGRI Mahadewa Indonesia akan memberikan bantuan kepada sekolah mitra berupa alat peraga atau media pembelajaran (matematika, IPA, IPA, Prakarya), memberikan layanan konsultasi, pendampingan, dan sosialisasi, terhadap pengembangan kurikulum, perangkat pembelajaran, dan penilaian, penulisan proposal PTK, pembuatan laporan, publikasi ilmiah artikel di jurnal-jurnal kampus, (b) Pihak sekolah mitra mendukung kegiatan Praktek pengangalaman lapangan (PPL) atau magang, memberikan ijin melakukan penelitian mahasiswa atau dosen Pihak Universitas PGRI Mahadewa Indonesia.
“Kami dari pihak kampus akan terus melakukan silahturahmi dengan sekolah mitra, baik kunjungan formal ke sekolah maupun pertemuan informal di luar sekolah,” tutup Sunita.
***