Health

Memahami Human Metapneumovirus (HMPV), Gejala dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

gejala yang ditumbulkan dari HMPV bisa dilihat secara kasat mata

 

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Human metapneumovirus (HMPV) tengah menjadi sorotan global, terutama setelah peningkatan kasusnya terdeteksi di Tiongkok. Virus ini, meskipun telah lama ada, kini kembali menarik perhatian sebagai ancaman potensial bagi kesehatan pernapasan manusia.

Apa itu HMPV?

HMPV adalah virus RNA untai tunggal negatif dari keluarga Pneumoviridae, genus Metapneumovirus. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 oleh para ilmuwan Belanda yang meneliti sampel saluran pernapasan anak-anak dengan infeksi yang belum diketahui penyebabnya.

BACA JUGA:  41 Warga Denpasar Positif Covid-19, Ini Datanya

Menurut laporan dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Tiongkok, studi serologis menunjukkan bahwa HMPV sebenarnya telah ada selama lebih dari 60 tahun dan menyebar secara global sebagai salah satu patogen pernapasan umum. Virus ini dapat menular melalui tetesan cairan pernapasan (droplet), kontak langsung, atau melalui paparan lingkungan yang terkontaminasi.

Gejala Infeksi HMPV

Meskipun sebagian besar kasus HMPV menunjukkan gejala ringan, pada beberapa individu, terutama kelompok rentan, virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Berikut adalah gejala-gejala yang perlu diwaspadai:

  1. Mengi
    Gejala ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan, menghasilkan suara bernada tinggi saat bernapas. Mengi sering kali menjadi tanda infeksi serius pada saluran pernapasan bagian bawah dan memerlukan perhatian medis segera jika gejalanya semakin parah.
  2. Perburukan Gejala Asma
    Bagi penderita asma, infeksi HMPV dapat memicu eksaserbasi, seperti kesulitan bernapas, batuk berat, dan mengi yang lebih sering.
  3. Sesak Napas
    Penderita mungkin mengalami kesulitan bernapas, napas pendek, atau tidak teratur, hingga ketidakmampuan untuk menarik napas dalam.
  4. Kelelahan
    Infeksi ini dapat menyebabkan tubuh bekerja lebih keras untuk melawan virus, sehingga menimbulkan rasa lelah yang ekstrem. Kondisi ini sering diperparah oleh gangguan pernapasan yang mengurangi pasokan oksigen.
  5. Bronkitis
    Meski biasanya sembuh dengan sendirinya, bronkitis akibat HMPV dapat menjadi lebih parah pada kelompok rentan.
  6. Bronkiolitis Parah
    Gejala ini lebih sering terjadi pada anak-anak, khususnya bayi. Bronkiolitis adalah peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru (bronkiolus) yang dalam kasus parah dapat berakibat fatal tanpa penanganan yang tepat.
  7. Pneumonia
    Komplikasi paling serius dari HMPV adalah pneumonia, yang terjadi ketika peradangan menyebar lebih dalam ke jaringan paru-paru. Gejala pneumonia meliputi demam tinggi, batuk berat dengan dahak, nyeri dada, hingga kesulitan bernapas.

Pentingnya Kewaspadaan

Meskipun kasus HMPV belum dilaporkan di Indonesia, masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, menghindari kontak dengan orang sakit, dan mengenakan masker di tempat ramai, dapat membantu mencegah penyebaran virus ini.

Dengan meningkatnya perhatian terhadap HMPV, penting untuk terus memantau perkembangan informasi mengenai virus ini dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan. Kesehatan pernapasan adalah prioritas yang tidak boleh diabaikan. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: