KARANGASEM, BALIKONTEN.COM – Selain menjadi tempat untuk membersihkan diri, melukat di Pelukatan Sapta Gangga juga diyakini bisa mengobati beragam penyakit khususnya nonmedis. Saat ini tradisi pembersihan diri dengan melukat tidak lagi dilakukan oleh umat Hindu saja melainkan lintas agama dan negara.
Bali memiliki banyak tempat untuk menjalankan ritual tersebut seperti yang paling terkenal adalah Tirta Empul yang ada di Gianyar. Kabupaten Karangasem juga memiliki tempat yang cukup dikenal yakni Pelukatan Sapta Gangga.
Pelukatan ini, yang terletak di Desa Adat Timbrah, Kabupaten Karangasem, Bali, menjadi salah satu tempat favorit untuk melukat. Tradisi ini menarik perhatian masyarakat, terutama saat hari-hari baik seperti Kajeng Kliwon, Purnama, Manis Galungan, dan hari suci lainnya. Melukat di sini dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk menyembuhkan penyakit nonmedis dan membersihkan diri secara batin.
Menurut Kelian Desa Adat Timbrah, I Wayan Gunaksa (60) pada tahun 2022 lalu, tempat ini sudah lama menjadi bagian dari tradisi lokal. Namun, renovasi pada 2019 membuat kawasan ini lebih tertata dan menarik bagi pengunjung. “Setiap hari selalu ada yang datang untuk melukat, tetapi pada hari-hari tertentu jumlahnya bisa sangat ramai,” ungkapnya.
Kepercayaan terhadap kekuatan Pelukatan Sapta Gangga menarik masyarakat dari berbagai daerah. Gunaksa bahkan mengisahkan pengalaman salah satu pengunjung dari Buleleng yang mengalami kelumpuhan. “Setelah dua kali melukat, penyakitnya sembuh. Hal seperti ini sering menjadi alasan masyarakat datang ke sini,” katanya.
Meski banyak yang datang dengan harapan kesembuhan, sebagian besar pengunjung bertujuan untuk pembersihan diri secara spiritual. Beberapa keluarga juga memanfaatkan kunjungan ini sebagai momen rekreasi. “Setelah melukat, pengunjung sering makan bersama atau bersantai dengan keluarga di sekitar lokasi,” tambah Gunaksa.
Untuk mencapai Pelukatan Sapta Gangga, pengunjung harus melewati jalan rabat beton sejauh 700 meter yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Tidak ada tiket masuk yang ditetapkan, pengunjung cukup memberikan dana punia secara sukarela sesuai kemampuan.
Keunikan Pelukatan Sapta Gangga tidak hanya terletak pada nilai spiritualnya, tetapi juga pada suasananya yang menawarkan ketenangan dan keakraban bagi mereka yang datang. Hal ini menjadikannya destinasi yang memadukan ritual dan rekreasi, khas dengan kearifan lokal Bali.
Untuk hari terbaik melakukan tradisi melukat adalah Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon dan juga ketika kelahiran atau otonan. ***