Komunitas

Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke-5, bertempat di kantor BTB/GIPI Bali.

Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke-5, bertempat di kantor BTBGIPI Bali.

 

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Rakerda yang berlangsung pada Rabu (22/1/2025) ini, mengusung tema “Menyambut Pariwisata Pasca COVID,” dengan fokus pada isu-isu strategis di tingkat lokal, provinsi, hingga nasional.

 

Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, menekankan pentingnya menyelaraskan kebijakan pariwisata di Bali untuk menghadapi tantangan pasca-pandemi.

 

“Rakerda ini adalah mandat dalam anggaran dasar organisasi kami. Dimulai dari Rakercab di tingkat kabupaten/kota yang telah selesai, kemudian dilanjutkan Rakernas di Bogor pada 10-11 Februari 2025,” ujar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.

BACA JUGA:  Ratusan Koki Bali Mejeng di Kontes Telaga

Cok Ace mengungkapkan bahwa salah satu fokus utama dalam Rakernas nanti adalah revisi kebijakan Golden Visa dan sistem perizinan OSS (Online Single Submission). Menurutnya, Golden Visa yang saat ini menawarkan investasi minimal Rp5,6 miliar untuk lima tahun pertama dianggap kurang relevan bagi Bali.

 

“Bali memiliki infrastruktur yang unggul, seperti bandara 24 jam dan jaringan internet yang hampir merata. Harga tersebut terlalu rendah bagi Bali, sehingga memicu lonjakan investasi yang tidak terkendali,” tegasnya.

 

Sementara itu, perizinan OSS juga menjadi perhatian khusus, terutama dalam mengatasi persoalan alih fungsi lahan dan konsentrasi investasi yang berlebihan di satu wilayah tertentu.

BACA JUGA:  PHDI Bali Bagikan Buku Hindu untuk Siswa di Tabanan, Nyoman Kenak Ingatkan Nilai Kedisiplinan

Selain isu nasional, PHRI Bali juga menyoroti persoalan lokal, seperti kemacetan, sampah, banjir, dan kriminalitas yang masih menjadi tantangan utama.

 

“Kami sepakat bahwa roh pariwisata Bali harus dikembalikan ke budaya. Bukan hanya artefak dan upacara, tetapi juga perilaku dan nilai-nilai masyarakat Bali. Jangan sampai orang Bali kehilangan identitasnya,” katanya.

BACA JUGA:  Tingkatkan Rasa Kepedulian Kepada Masyarakat Terdampak Covid 19, Para Guru SDN 1 Pedungan Bagikan Nasi Bungkus Gratis

Mantan Wakil Gubernur periode 2018-2023 ini berharap, melalui pembahasan isu-isu strategis ini, Bali dapat menjaga posisinya sebagai destinasi wisata berbasis budaya yang unggul dan berkelanjutan. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: