Seputar Bali

Ala Ayuning Dewasa 18 Mei 2025: Baik untuk Melaksanakan Panca Yadnya

daftar rahinan hindu dan dewasa ayu menikah

DENPASAR, BALIKONTEN.CMO – Dalam budaya Bali, menentukan hari baik atau ala ayuning dewasa menjadi bagian penting untuk menjalankan berbagai aktivitas, mulai dari upacara keagamaan hingga pekerjaan sehari-hari. Tanggal 18 Mei 2025 memiliki sejumlah petunjuk dewasa ayu yang dapat menjadi panduan bagi masyarakat Bali untuk mengoptimalkan kegiatan mereka sesuai dengan nilai spiritual dan tradisi. Artikel ini akan mengulas secara mendalam makna ala ayuning dewasa pada tanggal tersebut.

Apa Itu Ala Ayuning Dewasa?

Ala ayuning dewasa adalah sistem penanggalan Bali yang digunakan untuk menentukan hari baik (dewasa ayu) dan hari yang kurang baik untuk berbagai aktivitas. Berdasarkan perhitungan wariga (astronomi Bali), setiap hari memiliki energi tertentu yang memengaruhi keberhasilan suatu kegiatan. Pada 18 Mei 2025, terdapat sejumlah dewasa yang memberikan panduan spesifik, mulai dari upacara keagamaan hingga kegiatan produktif seperti pertanian dan pembangunan.

Hari Baik untuk Upacara dan Pembangunan

Tanggal 18 Mei 2025 memiliki beberapa dewasa yang mendukung kegiatan spiritual dan pembangunan. Amerta Dewa sangat baik untuk melaksanakan Panca Yadnya, terutama Dewa Yadnya (upacara untuk para dewa). Hari ini juga ideal untuk membangun tempat suci seperti pura, merajan, atau sanggah, serta membuat lumbung dan dapur.

Dauh Ayu menjadi waktu yang tepat untuk menyusun awig-awig (peraturan adat), undang-undang, atau membangun infrastruktur. Bagi masyarakat Bali yang ingin memperkuat tata kelola desa adat atau mendirikan bangunan, hari ini menawarkan energi yang mendukung keberhasilan jangka panjang.

Kegiatan Produktif yang Direkomendasikan

Bagi yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, atau kerajinan, tanggal ini memiliki sejumlah dewasa yang menguntungkan. Kala Katemu sangat baik untuk menangkap ikan, berburu, memasang jerat, atau mengadakan pertemuan. Kala Jangkut mendukung pembuatan alat seperti jaring, pencar, atau senjata.

Untuk pembangunan infrastruktur, Kala Ngadeg merekomendasikan pembuatan pintu gerbang, tembok pekarangan, pagar, atau bendungan. Pepedan cocok untuk membuka lahan pertanian baru, meskipun tidak disarankan untuk membuat peralatan dari besi. Rekatadala Ayudana baik untuk menanam tanaman beruas seperti bambu atau tebu, serta melakukan dana punia (amal). Semut Sedulur mendukung kerja bakti, gotong royong, atau memulai kampanye.

Pantangan yang Perlu Diperhatikan

Tanggal ini juga memiliki sejumlah pantangan. Gagak Anungsang Pati dan Semut Sedulur melarang pelaksanaan upacara pembakaran mayat (ngaben) atau atiwa-tiwa. Rangda Tiga menyarankan untuk tidak mengadakan upacara pernikahan (pawiwahan).

Dalam hal pertanian, Kajeng Uwudan tidak mendukung kegiatan menanam atau memetik tanaman, dan Kala Sor melarang pekerjaan yang berhubungan dengan tanah. Asuasa memiliki sifat boros, sehingga tidak cocok untuk berbelanja. Uncal Balung menjadi pantangan umum untuk semua pekerjaan penting.

Makna Spiritual dan Filosofi

Berdasarkan pararasan (Laku Bintang), pancasuda (Lebu Katiup Angin), ekajalaresi (Sida Kasobagian), dan pratiti (Awidya), tanggal ini mengajarkan keseimbangan antara usaha duniawi dan spiritual. Lebu Katiup Angin mengingatkan untuk tetap rendah hati, sementara Awidya menekankan kebijaksanaan.

Mengapa Ala Ayuning Dewasa Masih Relevan?

Ala ayuning dewasa tetap menjadi panduan berharga untuk menjaga warisan budaya dan menyelaraskan aktivitas dengan energi alam. Bagi generasi muda, memahami dewasa ayu dapat memperkuat identitas budaya Bali, terutama dengan bantuan teknologi seperti aplikasi kalender Bali.

Tips Memanfaatkan Ala Ayuning Dewasa

  1. Konsultasikan dengan tokoh adat untuk keputusan besar.

  2. Rencanakan kegiatan seperti gotong royong atau pembukaan lahan.

  3. Patuhi pantangan untuk menjaga harmoni energi.

  4. Gunakan aplikasi kalender Bali untuk pembaruan real-time.

Penutup

Tanggal 18 Mei 2025 menawarkan peluang untuk kegiatan spiritual, pembangunan, dan kerja sama komunal, sekaligus mengingatkan kita untuk menghormati pantangan. Dengan memahami ala ayuning dewasa, masyarakat Bali dapat menjalani hari dengan penuh kesadaran, menyelaraskan usaha duniawi dengan nilai spiritual.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: