Tips Cerdas Atur Uang Pesangon Pasca-PHK Agar Tetap Aman

Tips Cerdas Atur Uang Pesangon Pasca-PHK Agar Tetap Aman/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah melanda Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, sebanyak 18.160 pekerja di 15 provinsi kehilangan pekerjaan selama dua bulan pertama 2025. Angka ini melonjak tajam, mencapai 15.285 orang lebih banyak dibandingkan PHK pada Januari 2025 yang hanya 3.325 orang. Di tengah situasi ini, uang pesangon menjadi penyelamat bagi banyak eks karyawan. Namun, tanpa pengelolaan yang bijak, dana ini bisa habis sia-sia.
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, menekankan pentingnya mengelola pesangon dengan cerdas. Ia menyarankan para korban PHK untuk menyusun skala prioritas guna memastikan keuangan tetap stabil di masa sulit. “Fokus utama adalah melunasi utang yang mendesak, seperti pinjaman online (pinjol), pay later, kartu kredit, atau kredit tanpa agunan (KTA). Utang-utang ini sering kali mengganggu stabilitas keuangan. Jika ada, segera lunasi,” ujar Tejasari dalam sebuah wawancara.
Prioritaskan Pelunasan Utang
Langkah pertama, identifikasi utang dengan bunga tinggi atau tenor singkat yang bisa membebani keuangan. Melunasi pinjol, pay later, atau KTA akan meringankan beban finansial di masa depan, terutama saat pendapatan masih fluktuatif pasca-PHK. Dengan mengalokasikan pesangon untuk ini, Anda bisa bernapas lebih lega tanpa tekanan dari tagihan yang menumpuk.
Susun Anggaran Bulanan Hemat
Tejasari juga menyarankan untuk menghitung ulang anggaran bulanan dengan mode hemat. Tinjau pengeluaran rutin dan pribadi, lalu cari celah untuk mengurangi pos-pos yang kurang esensial. “Cek apakah ada pengeluaran yang bisa dipangkas. Tetapkan budget bulanan yang efisien, tapi tetap memungkinkan kita berpikir positif dan menjalani hidup dengan layak,” tambahnya. Misalnya, kurangi frekuensi makan di luar atau langganan yang tidak terlalu dibutuhkan.
Antisipasi Pengeluaran Tahunan
Jangan lupa perhatikan pengeluaran tahunan yang wajib dipenuhi, seperti perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Surat Izin Mengemudi (SIM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), hingga premi asuransi. “Masukkan ini ke dalam anggaran, karena jatuh tempo tidak bisa ditunda. Pastikan kita siap membayar agar tidak menambah masalah,” tegas Tejasari. Perencanaan matang akan mencegah kejutan finansial di tengah kondisi sulit.
Hitung Ketahanan Finansial
Setelah menyusun anggaran bulanan dan kebutuhan tahunan, bandingkan totalnya dengan dana darurat dan pesangon yang dimiliki. “Hitung, berapa lama kita bisa bertahan tanpa pekerjaan? Ini jadi patokan untuk segera mencari solusi, apakah mencari pekerjaan tetap, pekerjaan paruh waktu, atau memulai bisnis,” papar Tejasari. Pesangon dan dana darurat yang dikelola baik akan memberi waktu untuk merancang langkah berikutnya.
Segera Ambil Keputusan
Tejasari menegaskan, jangan menunda keputusan karier. “Semakin lama kita menunda, semakin cepat dana darurat dan pesangon habis. Segera putuskan langkah, apakah melamar pekerjaan baru, bekerja lepas, atau berwirausaha,” tutupnya. Dengan perencanaan keuangan yang matang dan tindakan cepat, Anda bisa menjaga stabilitas finansial pasca-PHK.
Mengelola pesangon dengan bijak adalah kunci untuk bertahan di masa transisi. Prioritaskan kebutuhan, hemat pengeluaran, dan segera cari peluang baru. Dengan langkah cerdas, Anda bisa bangkit dari PHK dan menata masa depan keuangan yang lebih aman.
***
