Denpasar, Balikonten.com – Institut Teknologi dan Bisnis Stikom Bali menggelar lomba ogoh-ogoh mini pada Minggu (7/3). Ogoh-ogoh mini bertema Pamurtian Sang Hyang Baruna keluar sebagai juara 1.
Apa sih keunggulannya? Pemilik karya, I Gede Gana Palguna Winayaka menerangkan ogog-ogoh ini digarap dalam 11 bulan dengan anggaran sekitar Rp 1,5 juta.
Keunikan ogoh-ogoh ini adalah digerakan dengan teknologi bluetooth yang terhubung dengan handphone dan cukup dengan menyebut vitur apa yang ingin digerakan, maka secara otomatis bagian tertentu atau keseluruhan ogoh-ogoh ini bergerak dan dikolaborasikan dengan cahaya yang menyertainya.
“Misalnya, menyebut “cakra”, maka cakra di balik punggung ogoh-ogoh ini bergerak, menyebut “senjata” maka senjta di tangannya akan bergerak. Menyebut “baruna”, maka baruna di bawah kaki ogoh-ogoh akan berputar. Menyebut “semua” maka semua bentuk ogoh-ogoh ini bergerak,” terang Gana Palguna, siswa kelas XI SMAN 1 Denpasar.
“Jadi, saya buat ogoh-ogoh ini waktu saya kelas X, sekarang saya kelas XI baru selesai,” lanjutnya. Gana Palguna menambahkan, idenya membuat ogoh-ogoh ini karena terispirasi dangan larangan pawai ogoh-ogoh tahun lalu sebagai akibat pandemi Covid 19.
Untuk kategori mesin, I Gede Gana Palguna Winayaka dengan “Pamurtian Sang Hyang Baruna” keluar sebagai juara 1 dengan nilai 169. “Bukan Teman Biasa” di urutan kedua dengan nilai 168 dan juara tiga diraih oleh I Komang Agus Wiweka Tri Putra dengan nilai 167.
Sedangkan kategori nonmesin, juara 1 diraih oleh Dodi Wirawan dengan nilai 133, Gana Palguna meraih juara 2 dengan nilai 128, dan Gus Dwik meraih juara 3 dengan nilai 128.
Ketua panitia pameran dan lomba ogoh-ogoh mini I Gusti Ngurah Ida Pradnyana menjelaskan, ide awalnya karena mereka merespon situasi pandemi Covid 19 dan ada larangan menggelar pawai ogoh-ogoh.
“Dari situlah kami berkolaborasi dengan pemkota Denpasar untuk menggelar pameran dan lomba ogoh-ogoh mini dengan melibatkan peserta dari seluruh Bali. Tercatat ada 45 peserta, terdiri dari 26 ogoh-ogoh nonmesin dan 19 ogoh-ogoh mesin,” terangnya. (801)