17/11/2025

Apa itu Tumpek Krulut, Benarkan Hari Kasih Sayang Versi Bali?

begini makna tumpek krulut dalam hindu bali

Penari rejang di Karangasem/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM –  Ada satu rahinan Hindu di Bali yang dikatakan sebagai Valentin versi Bali, rahinan ini datang setiap 210 hari, umat Hindu di Bali merayakan Tumpek Krulut, sebuah hari suci yang sering disebut sebagai “Hari Kasih Sayang” versi Bali.

Jatuh pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Krulut, perayaan ini bukan sekadar momen penuh cinta, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Apa sebenarnya Tumpek Krulut, siapa yang dipuja, dan bagaimana banten disiapkan untuk hari ini? Mari kita ulas secara ringkas namun menarik, dengan gaya yang alami dan informatif untuk Anda.

Apa Itu Tumpek Krulut?

Kata “Tumpek Krulut” berasal dari dua istilah Bali: Tumpek dan Krulut. Tumpek merujuk pada pertemuan antara wewaran Panca Wara dan Sapta Wara dalam kalender Bali, sebuah momen yang dianggap istimewa. Sementara itu, Krulut mengandung makna cinta kasih, kegembiraan, dan kebahagiaan. Tak hanya itu, Krulut juga bisa diartikan sebagai jalinan atau rangkaian, mencerminkan hubungan harmonis antarmanusia dan alam.

Hari ini bukan hanya tentang kasih sayang antarmanusia, tetapi juga penghormatan terhadap keindahan seni, khususnya alat musik tradisional seperti gamelan. Bagi sebagian umat Hindu, Tumpek Krulut adalah waktu untuk otonan atau penyucian alat musik, menjadikannya momen yang kaya akan nilai budaya dan spiritual.

Siapa yang Dipuja pada Tumpek Krulut?

Seperti hari suci lainnya dalam tradisi Hindu Bali, Tumpek Krulut diisi dengan persembahyangan yang dilakukan di berbagai tingkatan, mulai dari lingkup keluarga, desa, hingga pura kahyangan jagat. Pada hari ini, umat Hindu memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara atau Kawiswara, dewa yang melambangkan kasih sayang dan keharmonisan.

Persembahyangan ini menjadi wujud syukur dan doa agar cinta kasih serta kebahagiaan senantiasa hadir dalam kehidupan, baik dalam hubungan antarmanusia maupun dengan alam semesta.

Makna Tumpek Krulut dalam Kehidupan

Rahinan ini sering disebut sebagai Hari Valentine versi Bali, tetapi maknanya jauh lebih luas. Selain merayakan kasih sayang, hari ini juga menjadi momen untuk menghormati seni dan budaya Bali, terutama gamelan. Bagi sebagian umat, Tumpek Krulut adalah waktu untuk menyucikan alat musik, yang dianggap sebagai sarana untuk menyampaikan keindahan dan harmoni. Ini mencerminkan keseimbangan antara spiritualitas dan seni dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

Banten untuk Tumpek Krulut

Dalam melaksanakan rahinan ini, banten atau sesajen menjadi elemen penting. Jenis banten yang digunakan bervariasi, disesuaikan dengan tradisi lokal (desa kala patra) dan kemampuan masing-masing umat. Umumnya, banten yang disiapkan mencakup canang sari, sekar, dan sesajen lain yang melambangkan rasa syukur dan penghormatan. Untuk penyucian gamelan, banten khusus seperti pejati atau daksina sering digunakan, tergantung pada tradisi setempat.

Fleksibilitas dalam penggunaan banten ini menunjukkan bahwa umat Hindu adalah perayaan yang inklusif, memungkinkan setiap umat untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuan mereka, tanpa mengurangi makna spiritual dari hari suci ini. Itulah informsai tentang Tumpek Krulut sebagaimana dirangkum dari beragam sumber.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE