DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Bali kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Gubernur Bali, Wayan Koster, mengumumkan bahwa sebanyak 20 ribu botol arak Bali akan diekspor ke China pada Juni 2025. Minuman tradisional khas Bali ini, yang diproduksi oleh perajin dari Buleleng, siap memikat pasar global dengan cita rasanya yang khas.
“Arak Bali dipilih karena kualitas rasanya yang istimewa,” ujar Koster dengan penuh semangat saat membuka acara Bali Jagadhita 2025 di Denpasar, Senin (2/6/2025). Dua kontainer arak Bali, hasil karya perajin lokal, akan segera meluncur ke Negeri Tirai Bambu, menandai langkah besar dalam mempromosikan warisan budaya Bali.
Menurut Koster, ketertarikan China terhadap arak Bali tidak terjadi begitu saja. Pemerintah China bersama sejumlah pengusaha telah melakukan riset mendalam tentang minuman beralkohol dari berbagai negara. Mereka bahkan menyempatkan diri mengunjungi langsung produsen arak di Buleleng untuk memastikan kualitas produk. “Dulu, penjual arak sering dipandang sebelah mata. Kini, minuman berwarna putih ini jadi produk prestisius yang siap go international,” tambah Koster, yang juga dikenal sebagai politikus PDIP.
Dengan nada santai, Koster juga berbagi rahasia kebugarannya. “Saya sehat karena rutin minum kopi dicampur arak Bali,” candanya, disambut tawa hadirin. Meski disampaikan dengan canda, pernyataan ini seolah menegaskan bahwa arak Bali bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat lokal.
Hari Arak Bali dan Warisan Budaya
Arak Bali bukan sekadar minuman beralkohol; ia adalah simbol budaya yang kini mendapat tempat istimewa. Pemerintah Provinsi Bali menetapkan 29 Januari sebagai Hari Arak Bali, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 929/03-I/HK/2022. Penetapan ini juga merujuk pada Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali.
Lebih dari itu, minuman ini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2022. Pengakuan ini memperkuat posisi arak sebagai produk budaya yang tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga identitas budaya yang kuat.
Peluang Ekspor dan Kebanggaan Lokal
Ekspor arak Bali ke China menjadi bukti bahwa produk lokal Bali mampu bersaing di pasar global. Dengan kualitas yang telah diakui, arak tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Buleleng, tetapi juga seluruh warga Bali. Langkah ini juga membuka peluang bagi perajin lokal untuk terus mengembangkan produk mereka, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Bali ke dunia.
Ke depan, ekspor ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi produk-produk tradisional Bali lainnya untuk menembus pasar internasional. Dengan dukungan pemerintah dan semangat perajin lokal, arak Bali siap mengukir namanya sebagai salah satu ikon budaya dan ekonomi pulau dewata.
***