Begini Penjelasan Pihak Keluarga Terkai Mobil Carry Ikut Dibakar Saat Pengabenan di Nusa Penida
Proses ngaben yang tak biasa, mobil ikut dikabar di Nusa Penida/ balikonten
NUSA PENIDA, BALIKONTEN.COM – Rabu, 12 Maret 2025 jagat maya khususnya di Bali heboh dengan beredarnya sebuah prosesi pengabenan yang terbilang tak biasa. Dalam sebuah prosesi pengabenan sebuah mobile pick up jenis carry turut dibakar bersama petulangan, saat menjalani prosesi pengabenan.
Netizen pun dengan sigap memberikan berbagai komentar terkait hal yang tak biasa itu. Diketahui bahwa prosesi ngaben seorang tokoh masyarakat terkemuka di Nusa Penida, Klungkung, Jro Mangku Gede Nengah Setar, menarik perhatian ribuan warga pada Selasa, 12 Maret 2025.
Sejak pagi, rumah duka di Desa Sakti telah dipenuhi pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Semasa hidup, Nengah Setar dikenal sebagai figur berpengaruh, memiliki keberanian besar, serta sangat dermawan kepada masyarakat sekitarnya.
Salah satu hal yang membuat upacara ini berbeda adalah adanya sebuah mobil baru yang turut dibakar bersama jenazah almarhum. Kejadian ini menjadi sorotan masyarakat setempat dan juga viral di media sosial setelah videonya beredar luas.
Ribuan Warga Hadiri Prosesi
Tepat pukul 10.00 WITA, akses jalan di depan rumah duka dipadati oleh kendaraan dan pelayat yang bersiap mengikuti prosesi munggah layon. Jarak antara rumah duka dan setra Desa Adat Sebunibus yang mencapai 2 km membuat seluruh perlengkapan upacara diangkut menggunakan kendaraan, sementara ribuan warga mengikuti dari belakang. Meski cuaca panas, antusiasme masyarakat untuk mengantar salah satu tokoh penting Nusa Penida tetap tinggi.
[irp]
Mobil Baru Dibakar Bersama Piranti Ngaben
Selain bade, lembu, dan perlengkapan lainnya, terdapat satu unit mobil pikap baru di area setra. Saat prosesi pembakaran layon, piranti lembu ditempatkan di atas mobil tersebut dan dibakar secara bersamaan. Peristiwa ini menarik perhatian masyarakat yang hadir di lokasi, serta memicu diskusi hangat di kalangan netizen.
Komang Sumajaya, putra Nengah Setar, menjelaskan bahwa penyertaan mobil dalam upacara ini didasarkan pada wasiat yang ditulis almarhum. “Bapak meninggalkan surat wasiat yang dibuat di hadapan notaris Ida Ayu Kalpikawati. Mungkin karena dulu saat ibu diaben, beliau dibekali motor. Namun, kami kurang tahu pasti alasan detailnya,” ungkapnya.
[irp]
Menghormati Wasiat dengan Tulus
Meskipun fenomena ini menuai berbagai pendapat, keluarga tetap melaksanakan prosesi sesuai amanat almarhum dengan penuh ketulusan dan lascarya. Setelah lebih dari dua jam, seluruh badan mobil hangus terbakar bersama piranti ngaben lainnya.
Sebelumnya, Jro Mangku Gede Nengah Setar mengembuskan napas terakhir pada usia 75 tahun setelah menjalani perawatan medis di RS Prima Medika pada Sabtu (15/2). Almarhum meninggal akibat penyakit jantung yang sudah lama dideritanya. Sebelum dibawa pulang ke rumah duka pada 10 Maret, jenazahnya sempat disemayamkan di RS Bali Mandara.
[irp]
Sosok Berpengaruh di Nusa Penida
Selama hidupnya, Nengah Setar dikenal sebagai pejuang bagi masyarakat Nusa Penida. Meski kesehatannya menurun dan ia mulai mengurangi aktivitas usahanya di bidang transportasi laut serta akomodasi pariwisata, dedikasinya untuk kepentingan umum tak pernah surut. Bahkan di usia senja, ia masih kerap mengkritik pembangunan infrastruktur yang dianggapnya tidak berjalan dengan semestinya.
Prosesi ngaben ini tidak hanya menjadi penghormatan terakhir bagi tokoh yang berjasa bagi Nusa Penida, tetapi juga mencerminkan nilai budaya dan tradisi yang tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
***