DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Sebelum dilandari krisis keuangan, lebih baik ketahui tips mengatur keuangan terlebih dahulu. Caranya tidak terlalu sulit hanya saja diperlukan konsistensi. Di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi global, literasi keuangan menjadi kunci utama untuk menjaga stabilitas finansial pribadi.
Tekanan daya beli masyarakat meningkat seiring tantangan eksternal seperti suku bunga tinggi dan ketegangan geopolitik. Meski demikian, data Kementerian Keuangan mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87% (yoy) pada kuartal I 2025, menunjukkan ketahanan yang cukup kuat. Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis, “Perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah perlambatan global dan dinamika yang tak menentu,” ungkapnya dalam pernyataan resminya.
Namun, kondisi ini menegaskan urgensi edukasi keuangan yang praktis dan mudah dicerna. Salah satu figur inspiratif dalam misi ini adalah Angga Andinata, yang gigih mengedukasi masyarakat tentang strategi keuangan jangka panjang, termasuk peran aset digital seperti Bitcoin.
Dulu, saat harga Bitcoin masih berkisar Rp250 juta, Angga telah memulai kampanyenya. Kini, dengan lonjakan nilai yang signifikan, edukasi keuangan yang ia sampaikan terbukti membawa manfaat nyata. Melalui seminar daring, konten digital, dan interaksi langsung, Angga mengajarkan cara mengelola keuangan pribadi—mulai dari menyusun anggaran, menyiapkan dana darurat, hingga memahami potensi aset masa depan seperti Bitcoin.
“Literasi keuangan harus terus berkembang. Menabung saja tidak cukup. Kita perlu mengenal instrumen investasi yang menawarkan lindung nilai dan peluang kebebasan finansial,” tegas Angga dalam salah satu sesi edukasinya.
Misi Inklusif dan Dampak Nyata
Angga tak hanya berfokus pada teori. Ia aktif menjangkau komunitas di pelosok daerah dengan akses literasi keuangan yang minim. Hasilnya? Banyak testimoni positif dari peserta yang kini lebih terampil mengatur keuangan pribadi, bahkan ada yang mengalami perubahan hidup signifikan berkat pendekatan praktisnya. Inisiatif ini menjadikannya salah satu pelopor literasi keuangan digital di Indonesia.
Namun, prudensia tetap diperlukan. Dian Wibowo, pengamat dari Institute for Financial Literacy Indonesia, mengingatkan, “Bitcoin memang menjanjikan, tapi risikonya tinggi. Edukasi keuangan harus seimbang, mengulas potensi sekaligus bahaya volatilitas.”
Menanggapi hal ini, Angga menegaskan komitmennya pada pendekatan rasional. “Saya tidak menjual mimpi cepat kaya. Fokus saya adalah membekali masyarakat dengan pemahaman menyeluruh agar mereka bisa membuat keputusan keuangan yang sesuai dengan kapasitas dan tujuan masing-masing,” ujarnya.
Masa Depan Keuangan yang Berkelanjutan
Dengan langkah konsisten dan inklusif, Angga Andinata kini diakui sebagai penggerak literasi keuangan digital yang berpengaruh. Di tengah krisis ekonomi, pendekatannya menawarkan harapan sekaligus solusi praktis. Bagi Anda yang ingin membangun ketahanan finansial, langkah awal bisa dimulai dengan memahami anggaran, menabung secara cerdas, dan mengeksplorasi aset masa depan seperti Bitcoin—tentu dengan kalkulasi matang dan pemahaman risiko.
Literasi keuangan bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan. Bersama edukasi yang tepat, kita bisa melangkah lebih percaya diri menuju kebebasan finansial di era yang penuh tantangan ini.
***