Buda Cemeng Klawu, Tidak Boleh Bayar Hutang? Begini Penjelasanya
Buda Wage Klawu atau Buda Cemeng Klawu merupakan rahianan Umat Hindu yang datang setiap 210 hari sekali/ Balikonten/ mantrahindu
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Buda Wage Klawu merupakan rahinan Hindu yang identik dengan pengusaha atau pebisnis.
Rahinan ini datang setiap 210 hari sekali yakni bertemunya Saptawara Buda dengan Pancawara Wage dan juga Wuku Klawu.
Buda Wage Klawu juga dikenal dengan sebutan Buda Cemeng Kelawu. Ketika rahinan ini, umat Hindu akan melaksanakan persembahyangan.
[irp]
Pemujaan dilakukan kepada Bhatara Sei Rambut Sedana yang betempat di merajan, pura kahyangan tiga dan juga pemilik toko/ bisnis.
Umat hindu juga menghaturkan banten pada tempat penyimpaan uang yang dikenal juga dengan sebutan kodang untuk toko.
[irp]
Tentang Buda Wage Kelawu juga disebutkan dalam lontar Sundarigama sebagai berikut ini:
Buda waga, ngaraning Buda Cemeng, kalingania adnyana suksema pegating indria, betari manik galih sira mayoga, nurunaken Sang Hyang Ongkara mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu, astawakna ring seri nini kunang duluring diana semadi ring latri kala.
Buda Wage, Buda Cemeng adalah inti hakekat dari kesucian pikiran yakni putusnya sifat kenafsuan.
[irp]
Itulah bagian dari yoga Bhatari Manik Galih dengan menurunkan Sanghyang Omkara Amrta di luar ruang lingkup dunia skala.
Sarana yang digunakan untuk melaksanakan Buda Wage Kelawu menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan setiap umat.
Tentunya bisa juga menggunakan saranan berupa wangi-wangi dan pemujaan dilaksanakan di sanggar, di atas tempat tidur. Disarankan juga umat melaksanakan renungan suci.
[irp]
Ada kepercayaan bahwa ketika Buda Cemeng Kelawu tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi terlebih untuk menagih, membayar hutang.
Ketika Buda Wage Kelawu, pemujaan dilakukan kepada Bhatara Sri Sedana sebagai dewa kekayaan, kemakmuran, kemurnian dan juga kedermawanan sehingga ini juga dikaitkan dengan Dewi Laksmi.
***
