DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Hari ini umat Hindu melaksaakan rahinan Buda Cemeng Warigadean, sebagaimana diketahui bahwa ini masih menjadi rangkaian dari pelaksanaan Galungan Kuningan.
Pertemuan antara Saptawara Buda, Pancawara Wage dan Wuku Warigadean ini juga dikenal dengan sebutan Buda Wage Warigadean. Dalam lontar Sundarigama juga disebutkan tentang rahinan ini. Ketika rahinan ini tiba, umat bisa melakukan renunngan suci dan menghilangkan segala kehawanafsuan.
Terkait rahinan Buda Cemeng Warigadean dalam lontar Sundarigama disebutkan sebagai berikut ini:
Buda Wage, ngaraning Buda Cemeng, kalingania adnyana suksma pegating indria, Betari Manik Galih sira mayoga, nurunaken Sang Hyang Ongkara mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu, astawakna ring seri nini kunang duluring diana semadi ring latri kala.
Buda Wage juga dikenal dengan Buda Cemeng ini diharapkan untuk melaksnaakan penyucian pikiran dengan cara menghilangkan sifat hawa nafsu.
Itulah yoga dari Bhatari Manik Galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara Amerta atau inti hakekat kehidupan, ke dalam dunia skala atau dunia manusia.
Disebutkan pula untuk sarana upakara dalam melaksanakan Buda Cemeng Warigadean adalah wangi-wangian. Serta dilakukan pemujaan kepada Sang Hyang Sri. Itulah penjelasan dan saranan upacara untuk melaksanakan Buda Cemeng Warigadean.
Rainan ini juga dikenal dengan Buda Cemeng Warigadian. Umat Hindu melaksanakan persembahyangan mulai dari rumah hingga pura kahyangan jagat.
Saat Buda Wage Warigadean juga hari baik untuk melaksanakan renungan suci dan yoga samadhi.
Tentunya untuk sarana ini menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan umat.
Ala Ayuning Dewasa, 4 September 2024
Kala Sor. Tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, membuat terowongan.
Kala Tumpar. Tidak baik untuk dewasa ayu karena mengandung unsur kecewa.
Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi.
Rangda Tiga. Tidak baik melakukan upacara pawiwahan.
Pararasan: Aras Tuding, Pancasuda: Satria Wibawa, Ekajalaresi: Luwih Bagia, Pratiti: Bhawa.