BADUNG, BALIKONTEN.COM – Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, Di Desa Munggu, Mengwi Badung dilaksanakan tradisi Mekotek.
Tradisi ini dimulai pada siang hingga sore hari yang diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Dalem Munggu.
Tradisi yang juga dikenal dengan Ngerebek ini sudah berlangsung sejak lama dan hingga kini tetap dilestarikan.
[irp]
Bahkan menjadi daya tarik wisatawan ketika hari raya Kuningan. Meski demikian, belum banyak yang mengetahui sejarah dan tujuan dilaksanakannya tradisi Mekotek ini.
Sejarah Tradisi Mekotek di Desa Munggu
Situs Dinas Kebudayaan Badung menyebutkan bahwa Mekotek di Desa Munggu memiliki sejarah yang tak bisa dilepaskan dengan Kerajaan Mengwi.
[irp]
Dimana Mekotek ini adalah sebuah kegiatan yang awalnya dilaksanakan untuk menyambut prajurit Kerajaan Mengwi yang berhasil menaklukkan Kerajaan Blambangan.
Sempat Dihentikan dan Terjadi Musibah
Pada masa pendudukan Belanda di Bali, tradisi Mekotek ini sempat dihentikan oleh pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1915.
Alasannya, saat itu Belanda takut adakan terjadi pemberontakan jika digelarnya Mekotek. Namun Belanda tidak menyadari jika tindakan itu akan mendatangkan musibah.
[irp]
Benarnya saja, setelah tradisi Mekotek dihentikan, musibah pun datang. Akhirnya Belanda mengijinkan kembali digelarnya tradisi Mekotek.
Peserta Mekotek Siapa?
Peserta Mekotek adalah warga Desa Munggu, laki-laki dengan usia antara 12 hingga 60 tahun. Ada setidaknya 200 orang yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi Mekotek yang dibagi menjadi beberapa kelmpok. Dalam satu kelompok biasanya diisi oleh 50 orang dan membuat lingkaran.
Kemudian tongkat yang dibawa masing-masing orang tadi disatukan hingga menyerupai sebuah gunung. Setelah itu satu orang akan berusaha naik ke atasnya sembari memberikan semangat.
[irp]
Sarana Mekotek Apa?
Pada awalnya, alat yang digunakan Mekotek berupa tombak berukuran sekitar 2 hingga 3,5 meter. Namun seiring perkembangan dan melihat keselematan, akhirnya digunakanlah kayu pulet.
Kemudian peserta wajib mengenakan pakaian adat madya dan melakukan persembahyangan terlebih dahulu di Pura Dalem Munggu.
[irp]
Selama tradisi Mekotek berlangsung, alunan baleganjur terus dilantunkan, sehingga semakin menambah semarak dan meriah.
***