09/08/2025

Dewasa Ayu Hari Kamis, 22 Mei 2025: Hindari Bercocok Tanam

tips menanam sayuran mandiri di rumah tanpa gagal

ilustrasi menanam sayuran di rumah/ Katya_Ershova/ Balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Hari Kamis, 22 Mei 2025, menurut kalender Bali, memiliki sejumlah petunjuk penting yang dikenal sebagai dewasa ayu. Petunjuk ini menjadi panduan bagi masyarakat Bali dalam menjalani aktivitas sehari-hari, mulai dari pekerjaan, perjalanan, hingga upacara adat.

Berdasarkan informasi yang tersedia, hari ini diwarnai oleh sejumlah ala-ayuning dewasa seperti Babi Munggah, Banyu Urug, Kala Dangu, Kala Katemu, Rangda Tiga, Tutur Mandi, dan Uncal Balung, dengan karakteristik pararasan Aras Kembang, pancasuda Tunggak Semi, ekajalaresi Tininggalin Suka, dan pratiti Upadana.

Memahami Dewasa Ayu dan Pengaruhnya

Dalam budaya Bali, dewasa ayu adalah panduan astrologis yang menentukan hari baik dan buruk untuk melakukan berbagai aktivitas. Konsep ini berakar pada keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual.

Setiap hari memiliki energi unik yang dipengaruhi oleh kombinasi wewaran, pancasuda, ekajalaresi, dan pratiti. Hari Kamis, 22 Mei 2025, memiliki sejumlah petunjuk yang perlu diperhatikan, terutama bagi mereka yang ingin menjalankan aktivitas sesuai dengan nilai-nilai budaya Bali.

1. Babi Munggah: Hindari Bercocok Tanam

Hari ini ditandai dengan Babi Munggah (alahing dewasa 4), yang menurut tradisi Bali menunjukkan bahwa hari ini kurang baik untuk bercocok tanam. Energi hari ini dianggap tidak mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga petani disarankan untuk menunda kegiatan menanam atau memulai proyek pertanian. Sebaliknya, hari ini lebih cocok untuk merencanakan atau mempersiapkan lahan pertanian tanpa memulai penanaman.

2. Banyu Urug: Cocok untuk Bendungan, Tidak untuk Sumur

Banyu Urug (alahing dewasa 3) menunjukkan bahwa hari ini ideal untuk membuat bendungan atau proyek yang berkaitan dengan pengelolaan air, seperti irigasi. Namun, sebaliknya, hari ini tidak disarankan untuk menggali sumur. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal Bali dalam memahami siklus air dan hubungannya dengan energi alam. Masyarakat Bali sering memanfaatkan petunjuk ini untuk memastikan keberhasilan proyek infrastruktur air.

3. Kala Dangu dan Uncal Balung: Waspada dalam Memulai Pekerjaan

Baik Kala Dangu maupun Uncal Balung (keduanya alahing dewasa 3) menyarankan untuk berhati-hati dalam memulai pekerjaan penting, pindah tempat, atau bepergian. Kedua petunjuk ini mengindikasikan adanya potensi hambatan atau energi yang kurang mendukung. Bagi masyarakat Bali, ini menjadi pengingat untuk lebih mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun spiritual, sebelum mengambil langkah besar.

4. Kala Katemu: Hari Baik untuk Berburu dan Pertemuan

Di sisi lain, Kala Katemu (alahing dewasa 3) membawa kabar baik bagi mereka yang ingin menangkap ikan, berburu, memasang jerat, atau mengadakan pertemuan. Hari ini dianggap memiliki energi yang mendukung kegiatan yang membutuhkan ketepatan dan interaksi sosial. Bagi nelayan atau pemburu, ini adalah waktu yang tepat untuk beraktivitas, sementara bagi yang lain, ini bisa menjadi momen ideal untuk mengadakan diskusi atau reuni.

5. Rangda Tiga: Tidak Baik untuk Pawiwahan

Rangda Tiga (alahing dewasa 3) menegaskan bahwa hari ini tidak cocok untuk mengadakan upacara perkawinan (pawiwahan). Dalam budaya Bali, memilih hari baik untuk pernikahan adalah hal yang sangat penting untuk memastikan keharmonisan dan keberkahan rumah tangga. Oleh karena itu, pasangan yang berencana menikah disarankan untuk memilih hari lain yang lebih mendukung.

6. Tutur Mandi: Waktu untuk Nasehat dan Spiritualitas

Tutur Mandi (alahing dewasa 3) menandakan bahwa hari ini sangat baik untuk kegiatan yang bersifat spiritual atau memberikan petuah. Ini adalah waktu yang tepat untuk meditasi, doa, atau diskusi yang melibatkan nilai-nilai kebijaksanaan. Bagi para tetua atau pemimpin komunitas, hari ini ideal untuk berbagi nasihat yang dapat membimbing generasi muda.

Karakteristik Hari: Aras Kembang, Tunggak Semi, Tininggalin Suka, dan Upadana

Selain ala-ayuning dewasa, hari ini juga dipengaruhi oleh pararasan Aras Kembang, pancasuda Tunggak Semi, ekajalaresi Tininggalin Suka, dan pratiti Upadana. Kombinasi ini mencerminkan energi yang dinamis namun membutuhkan keseimbangan. Aras Kembang melambangkan keindahan dan harmoni, sementara Tunggak Semi menunjukkan potensi pertumbuhan yang perlu dirawat. Tininggalin Suka mengisyaratkan pentingnya meninggalkan ego untuk mencapai kebahagiaan, dan Upadana menekankan pentingnya persiapan spiritual dalam setiap langkah.

Kearifan Lokal dalam Kehidupan Modern

Meski dewasa ayu berakar pada tradisi kuno, panduan ini tetap relevan dalam kehidupan modern masyarakat Bali. Banyak keluarga Bali yang masih memerhatikan petunjuk ini untuk menentukan waktu yang tepat untuk acara penting, seperti pernikahan, pembangunan rumah, atau bahkan perjalanan jauh. Selain itu, petunjuk ini juga mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga harmoni dengan alam dan spiritualitas.

Bagi generasi muda, memahami dewasa ayu bukan hanya tentang menjalankan tradisi, tetapi juga tentang menghargai keseimbangan antara manusia dan alam. Misalnya, larangan bercocok tanam pada hari Babi Munggah bisa diartikan sebagai pengingat untuk menghormati siklus alam, sementara Tutur Mandi mengajarkan pentingnya refleksi diri di tengah kesibukan modern.

Dewasa Ayu kamis, 22 Mei 2025

Babi Munggah. Tidak baik untuk bercocok tanam. (Alahing dewasa 4). Banyu Urug. Baik untuk membuat bendungan. Tidak baik untuk membuat sumur. (Alahing dewasa 3). Kala Dangu. Tidak baik untuk memulai suatu pekerjaan, pindah tempat, bepergian. (Alahing dewasa 3). Kala Katemu. Baik untuk menangkap ikan, berburu, mapikat, memasang jerat, kungkungan, mangadakan pertemuan. (Alahing dewasa 3). Rangda Tiga. Tidak baik melakukan upacara pawiwahan. (Alahing dewasa 3). Tutur Mandi. Baik untuk melakukan hal yang bersifat gaib (kedyatmikan), memberikan petuah/nasehat. (Alahing dewasa 3). Uncal Balung. Tidak baik melakukan semua jenis perkerjaan yang dianggap penting. (Alahing dewasa 3). Pararasan: Aras Kembang, Pancasuda: Tunggak Semi, Ekajalaresi: Tininggalin Suka, Pratiti: Upadana.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!