Dewasa Ayu Melaksanakan Upacara Dewi Sri di Lumbung pada Oktober 2025: Panduan Hari Baik

Ilustrasi gambar kalender Bali oleh team Bali Konten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Bali, pulau yang kaya akan tradisi dan spiritualitas, kembali bersiap menggelar upacara pemujaan kepada Dewi Sri, dewi kemakmuran dan kesuburan, di lumbung padi pada Oktober 2025.
Upacara ini bukan sekadar ritual, melainkan wujud syukur masyarakat Bali atas hasil panen dan harapan akan keberlimpahan di masa mendatang. Berdasarkan kalender Bali, hari-hari tertentu telah ditetapkan sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan upacara ini, dengan mempertimbangkan dewasa ayu (hari baik) dan alahing dewasa (prioritas hari).
Hari Baik untuk Upacara Dewi Sri
Tanggal 17 Oktober 2025 ditetapkan sebagai hari Sri Murti, yang dianggap sangat baik untuk mempersembahkan yadnya kepada Dewi Sri di lumbung. Hari ini memiliki nilai alahing dewasa 4, yang menunjukkan prioritas tinggi untuk pelaksanaan upacara. Sri Murti dikenal sebagai waktu yang mendukung ritual pemujaan demi kemakmuran dan kelancaran hasil pertanian. Selain itu, hari ini juga disebut sebagai Was Sri, yang semakin memperkuat makna spiritualnya dalam tradisi Bali.
Tidak ada hari yang perlu dihindari (dewasa ala) pada periode ini, sehingga umat Hindu di Bali dapat fokus mempersiapkan upacara tanpa kekhawatiran akan pantangan waktu.
Memahami Alahing Dewasa
Dalam tradisi Bali, pemilihan hari baik untuk upacara tidak hanya berdasarkan tanggal, tetapi juga memperhitungkan alahing dewasa, sebuah sistem prioritas yang kompleks. Sistem ini mempertimbangkan beberapa elemen dalam kalender Bali, seperti:
Wewaran: Memiliki nilai prioritas 4.
Wuku: Berada di bawah wewaran dengan nilai prioritas 3.
Penanggal Pangelong: Bernilai prioritas 2.
-
Sasih: Memiliki prioritas tertinggi dengan nilai 1.
Semakin kecil nilai alahing dewasa, semakin tinggi prioritas hari tersebut untuk melaksanakan upacara. Dengan kata lain, hari dengan prioritas lebih tinggi akan mengalahkan hari dengan prioritas lebih rendah. Dalam konteks 17 Oktober 2025, Sri Murti memiliki kombinasi yang mendukung pelaksanaan ritual dengan harmoni spiritual.
Mengapa Upacara Dewi Sri Penting?
Upacara kepada Dewi Sri bukan hanya tradisi, tetapi juga cerminan keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual. Lumbung padi, sebagai simbol kemakmuran, menjadi pusat ritual ini. Masyarakat Bali percaya bahwa mempersembahkan yadnya pada hari yang tepat akan mendatangkan berkah berlimpah, baik untuk hasil panen maupun kesejahteraan keluarga.
Bagi masyarakat agraris di Bali, Dewi Sri adalah lambang kesuburan dan kehidupan. Upacara ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan komunal, di mana keluarga dan tetangga berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa dan persembahan.
Persiapan Upacara
Untuk memastikan kelancaran upacara pada 17 Oktober 2025, umat Hindu di Bali disarankan untuk:
Menyiapkan sesajen yang sesuai dengan tradisi, seperti canang sari, bunga, dan hasil bumi.
-
Memastikan lumbung padi dalam kondisi bersih dan rapi sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sri.
Mengonsultasikan waktu pelaksanaan dengan pemangku atau tokoh adat untuk memastikan semua aspek ritual terpenuhi.
Dengan memperhatikan dewasa ayu dan alahing dewasa, upacara ini diharapkan dapat berlangsung dengan khidmat dan membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat.
Catatan Penting
Pemilihan hari baik untuk upacara tidak boleh dilakukan sembarangan. Selain Sri Murti pada 17 Oktober 2025, pastikan untuk memverifikasi kembali dengan kalender Bali setempat atau berkonsultasi dengan tokoh adat. Tradisi ini menunjukkan betapa kaya dan terperincinya sistem kalender Bali dalam mengatur kehidupan spiritual masyarakatnya.
Dengan memahami panduan ini, masyarakat Bali dapat melaksanakan upacara kepada Dewi Sri dengan penuh keyakinan dan kekhidmatan, sembari menjaga warisan budaya yang telah diwariskan turun-temurun.
***
