17/11/2025

Di Negara Ini, Harga Berasa Mencapai 1,8 Juta, Cek Harga Termahalnya di Negara Mana

Bali Alami Defisit Beras 47.505 Ton: Tantangan dan Solusi

Bali Alami Defisit Beras 47.505 Ton: Tantangan dan Solusi/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Beras adalah makanan pokok yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Harga beras di Indonesia sendiri bervariasi berdasarkan perioder April 2025 hingga Juli 2025 beras premium rata-rata terendah berada di harga Rp15.533 per kilogram sedangkan tertinggi ada di angka tertinggi Rp16.079. Berbeda dengan negara ini, harga beras premium bisa mencapai jutaan.

Di pasar global, beras premium justru menjadi simbol kualitas, tradisi, dan teknologi produksi, dengan harga mencapai jutaan rupiah per kilogram. Jepang misalnya, beras Kinmemai Premium menjadi sorotan dengan harga Rp1,79 juta per kilogram.

Beras ini bukan sekadar pangan, melainkan hasil seleksi ketat dari lima varietas terbaik. Proses produksinya melibatkan teknologi penggilingan mutakhir dan pematangan selama enam bulan sebelum sampai ke tangan konsumen. Kualitasnya dijaga mulai dari pemilihan benih, kondisi lahan, hingga proses pengolahan yang hanya mampu dilakukan oleh segelintir produsen di Jepang.

India juga tak kalah dengan beras premiumnya. Thooyamalli Organik, misalnya, dihargai Rp1,05 juta per kilogram karena tekstur halus dan aroma khas yang sempurna untuk nasi briyani. Lalu ada Mappillai Samba, beras merah rendah gula yang menjadi keharusan dalam tradisi pernikahan Tamil Nadu. Tak ketinggalan, Rajamudi menawarkan kombinasi nilai sejarah, nutrisi tinggi, dan cita rasa unik. Sementara di Filipina, Pinipig, beras panggang renyah dengan aroma khas, menjadi bahan utama dessert mewah yang digemari.

Di Spanyol, beras Calasparra memiliki tempat khusus sebagai bahan wajib paella autentik. Kualitasnya terjamin melalui sertifikasi geografis yang ketat, menjadikannya salah satu beras premium dunia. Beras-beras ini membuktikan bahwa status premium lahir dari kualitas, keaslian, dan proses produksi yang terjaga, bukan sekadar kemasan menarik.

Namun, di Indonesia, pasar beras premium justru diwarnai praktik curang. Kementerian Pertanian menemukan bahwa 85% sampel beras yang diklaim premium tidak memenuhi standar mutu. Beras curah biasa sering kali hanya dikemas ulang dengan label mewah, merugikan konsumen dan menekan harga jual petani. Fenomena ini kontras dengan standar ketat di negara seperti Jepang, India, atau Spanyol, yang menjunjung keaslian dan kualitas.

Padahal, Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar beras premium global. Jika standar mutu dan sertifikasi ditingkatkan, beras Nusantara bisa saja sejajar dengan Kinmemai atau Thooyamalli. Kasus beras oplosan seharusnya menjadi pengingat untuk memperbaiki rantai distribusi dan pengawasan kualitas.

Di pasar global, konsumen rela merogoh kocek dari Rp400 ribu hingga Rp1,8 juta per kilogram untuk beras premium. Mereka membayar untuk cita rasa otentik, nilai tradisi, dan proses produksi yang canggih. Sementara itu, di Indonesia, label premium justru sering disalahgunakan untuk menaikkan harga tanpa jaminan kualitas.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE