Fakta Menarik Bandara Bali Utara yang Akhirnya Masuk RPJMN 2025–2029

Bandara Bali Utara Masuk RPJMN Harapan Baru untuk Buleleng/ balikonten
BULELENG, BALIKONTEN.COM – Bali selama ini dikenal lewat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, yang menjadi pintu gerbang utama wisatawan dari seluruh dunia. Namun dalam waktu dekat, pulau dewata ini akan menyambut kehadiran bandara baru di Bali Utara, sebuah proyek besar yang telah resmi masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Apa saja fakta menarik tentang bandara ini? Berikut ulasannya.
1. Didorong untuk Pemerataan Ekonomi Bali
Selama bertahun-tahun, pariwisata Bali berpusat di wilayah selatan seperti Kuta, Seminyak, Nusa Dua, hingga Ubud. Dengan hadirnya bandara baru di Bali Utara, pemerintah ingin mendorong pemerataan pembangunan dan ekonomi ke wilayah Buleleng dan sekitarnya.
Artinya, destinasi seperti Lovina, Air Sanih, dan kawasan pegunungan akan lebih mudah diakses langsung oleh wisatawan internasional maupun domestik.
2. Lokasi Strategis di Bali Utara
Walaupun titik pastinya masih dalam tahap finalisasi, lokasi bandara Bali Utara dipastikan berada di Kabupaten Buleleng. Ini merupakan langkah strategis untuk membuka jalur logistik dan pariwisata di bagian utara Bali yang selama ini agak terisolasi karena keterbatasan infrastruktur.
Beberapa kawasan yang disebut potensial antara lain adalah Kubutambahan dan sekitarnya. Lokasi ini menawarkan lahan yang cukup luas serta akses langsung ke jalur laut.
3. Termasuk Proyek Strategis Nasional
Masuknya proyek bandara ini ke dalam RPJMN 2025–2029 menandakan bahwa pembangunan ini termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dengan demikian, pembangunan bandara Bali Utara akan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat, termasuk dalam hal pendanaan, percepatan perizinan, hingga penyediaan infrastruktur pendukung seperti jalan tol dan jalur kereta.
4. Dirancang Ramah Lingkungan
Isu lingkungan menjadi perhatian besar dalam proyek ini. Bandara Bali Utara dirancang menggunakan konsep green airport, yaitu bandara yang mengedepankan keberlanjutan.
Beberapa konsep yang akan diusung meliputi penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang ketat, hingga upaya pelestarian lingkungan sekitar.
Hal ini penting mengingat Bali memiliki keunikan budaya dan alam yang menjadi daya tarik utama wisatanya.
5. Menyediakan Alternatif Baru untuk Wisatawan
Bandara Bali Utara diharapkan bisa mengurangi beban Bandara Ngurah Rai yang kini sudah sangat padat, terutama saat musim liburan.
Dengan adanya dua bandara internasional di Bali, wisatawan bisa memilih pintu masuk yang paling dekat dengan tujuan mereka, sehingga perjalanan di dalam pulau juga menjadi lebih efisien.
Ini tentu akan memperbaiki pengalaman wisatawan sekaligus memperpanjang masa tinggal mereka di Bali.
6. Proyeksi Menjadi Magnet Investasi Baru
Pembangunan bandara baru ini tak hanya akan menarik wisatawan, tetapi juga membuka peluang investasi besar-besaran di Bali Utara.
Diperkirakan akan bermunculan hotel, restoran, kawasan wisata baru, hingga sentra ekonomi kreatif di sekeliling bandara.
Peluang ini juga diharapkan bisa mengangkat potensi lokal Bali Utara, seperti pertanian organik, kerajinan tangan, dan pariwisata berbasis komunitas.
Kesimpulan
Hadirnya Bandara Bali Utara bukan sekadar soal infrastruktur baru, tetapi merupakan bagian dari strategi besar untuk mendistribusikan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata ke seluruh wilayah Bali.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah melalui RPJMN 2025–2029, proyek ini akan menjadi babak baru bagi wajah pariwisata dan ekonomi Bali ke depan — lebih inklusif, lebih berkelanjutan, dan lebih merata.
Kalau semua berjalan sesuai rencana, dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan bisa mendarat langsung di Bali Utara tanpa harus menempuh perjalanan darat berjam-jam dari Denpasar.
***
