Denpasar, Balikonten.com – Goodform Bali, perusahaan produksi film yang berlokasi di Los Angeles dan Bali merilis film aksi fiksi ilmiah ‘Anomaly’.
Film yang mengambil lokasi angker di Taman Bali Festival ini tampil perdana pada Jumat (25/2/2022) di Hotel W Seminyak, Badung.
Film ini disutradarai oleh Brian L. Tan, sutradara dengan pengalaman mengerjakan Visual Effects untuk film-film blockbuster Hollywood seperti ‘Tron: Legacy’, ‘X-Men’, ‘Girl with the Dragon Tattoo’.
Film ‘Anomaly’ bercerita tentang Alpha yang memimpin sebuah tim yang terdiri dari lima tentara elit yang diturunkan ke lokasi reruntuhan kuno di tengah hutan.
Misi mereka adalah untuk mengamankan sebuah misteri anomali yang menunjukkan aktivitas paranormal aneh.
Apa yang biasanya adalah misi rutin mereka, menjadi sebuah misi yang tak terduga. bagi mereka.
Brian L. Tan menceritakan bahwa idenya berasal dari sebuah pemikiran.
“Saya percaya bahwa musuh terburuk kita sendiri sering berakhir dengan diri kita sendiri. Kita semua pernah menjadi korban sabotase diri, pemikiran yang berlebihan, dan keraguan diri yang disebabkan oleh pikiran kita sendiri,” uarnya.
“Jadi sebagai sutradara aksi, saya pikir saya akan mencoba membuat film yang mewakili pandangan dunia saya. Saya mengobrol dengan Zaike, penulis kami tentang tema ini, dan dari situlah Anomali lahir!,” sambungnya.
Untuk pendekatan genrenya di mana ia mencampurkan antara fiksi ilmiah dan aksi, ia memberikan penjelasannya.
“Hal-hal terbaik dalam hidup seringkali merupakan ‘campuran’ dari dua hal yang biasanya tidak berjalan bersama. Saya suka sci-fi dan aksi, dan saya berpikir: Mengapa tidak saya coba menggabungkan keduanya untuk memberikan kita yang terbaik dari kedua dunia yang berbeda dengan sentuhan tropis? Saya selalu terinspirasi oleh film-film sci-fi ‘membumi’ yang memiliki kaitan futuristik, tetapi masih relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan kita saat ini,” ujarnya.
Brian yang menganggap dirinya sebagai ‘Balifornian’ karena tinggal di California dan Bali menceritakan pesona Bali baginya, Bali adalah kanvas yang sangat unik untuk ‘Anomaly’. Hollywood hanya mengetahuinya Bali sebagai tempat pesta, wisata atau tempat spiritual.
“Saya ingin menjelajahi sisi pulau Dewata yang lebih gelap dan lebih menyeramkan, yang belum pernah digarap oleh siapa pun sebelumnya dalam film dan pengambilan gambar di taman hiburan yang dibiarkan terbengkalai di Sanur memberi kami latar belakang unik yang tidak dapat diberikan oleh tempat lain di dunia,” urainya.
Proses syutingnya yang menantang juga sangat menyenangkan bagi Brian.
Kata dia, belum pernah ada yang mencoba film aksi sebesar ini di Bali sebelumnya, yang harus menggunakan kembali banyak senjata Airsoft mainan dari Jakarta yang merupakan apresiasi terdalam untuk Ninja Van.
“Film ini sangat sulit untuk dilakukan, tetapi saya dengan senang hati akan melakukannya lagi mengingat bagaimana hasilnya,” ceritanya.
Salvita De Corte, yang berdarah setengah Bali, menyetujui kata-kata Brian.
Dia melakukan banyak hal yang biasanya tidak saya lakukan, naik helikopter, paintball, termasuk belajar banyak hal tentang militer.
Begitu pun yang dirasakan oleh Mike Lewis. Dia mengaku proses film ini sangat menyenangkan bekerja sama dengan orang-orang dari latar belakang dan pengalaman yang berbeda sebagai aktor.
Sinematografer dan Produser Austin Ahlborg yang terkenal karena dengan karyanya di bidang komersial, naratif, dan dokumenter di seluruh dunia mengatakan bahwa bekerja di pulau Dewata dengan budaya baru itu sangat unik dan menginspirasinya dalam banyak hal. (red)