Tahukah Anda? Mengapa Gedung dan Bangunan Kesehatan Dominan Putih?
ilustrasi rumah sakit terbaik di Bali/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Pernahkan anda memperhatikan, mengapa gedung dan bangunan kesehatan seperti puskesmas hingga rumah sakit besar dominan berwarna putih. Redaksi Balikonten.com melihat bahwa peliputan tentang hal ini menjadi penting dan edukatif.
Dari pengumpulan data, analisa hingga menggunakan bantuan AI, Balikonten.com merangkum informasi bahwa terdapat filosofi mendalam, kaidah medis, hingga jejak sejarah yang kuat mengapa bangunan kesehatan berwarna putih.
Di Bali, filosofi ini berpadu harmonis dengan arsitektur lokal yang sering menggunakan warna-warna alami dan material dari alam. Meskipun dominan putih, banyak fasilitas kesehatan modern di Bali mulai mengadopsi sentuhan lokal seperti ornamen ukiran atau penggunaan kayu, menciptakan keseimbangan antara prinsip medis universal dan keindahan budaya setempat.
Warna putih pada bangunan kesehatan bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah keputusan yang berakar pada prinsip-prinsip universal dunia medis. Berikut ini filosofi warna putih yang diterapkan untuk gedung kesehatan.
1. Simbol Kebersihan, Sterilitas, dan Kemurnian
Dalam dunia medis, sterilitas dan kebersihan adalah fondasi utama. Warna putih memiliki kemampuan luar biasa untuk menampilkan noda, kotoran, atau kontaminasi sekecil apa pun. Ketika sebuah bangunan, peralatan, atau bahkan seragam tenaga medis berwarna putih, setiap noda darah, cairan, atau debu akan terlihat dengan jelas.
Ini bukan hanya soal keindahan visual, tetapi juga berfungsi sebagai sistem alarm. Dengan mudahnya melihat kotoran, staf kebersihan dapat segera mengambil tindakan, memastikan lingkungan tetap steril dan aman dari infeksi silang. Prinsip ini memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi pasien bahwa mereka berada di tempat yang sangat terawat.
2. Dampak Psikologis: Ketenangan dan Harapan
Secara psikologi, warna putih dikaitkan dengan ketenangan, kedamaian, dan harapan. Di lingkungan rumah sakit yang sering kali dipenuhi kecemasan, ketegangan, dan stres, penggunaan warna putih pada dinding dan langit-langit dapat membantu menciptakan suasana yang lebih tenang dan menyejukkan.
Warna ini juga memantulkan cahaya dengan baik, membuat ruangan terasa lebih terang, luas, dan lapang. Pencahayaan yang baik tidak hanya penting untuk prosedur medis, tetapi juga secara tidak langsung memengaruhi suasana hati pasien dan memperkuat kesan profesionalisme serta keandalan.
3. Jejak Sejarah Medis
Penggunaan warna putih dalam dunia kesehatan sebenarnya berawal dari revolusi medis di abad ke-19. Sebelumnya, para dokter sering mengenakan jubah berwarna gelap, yang menyembunyikan noda dan dianggap lebih praktis. Namun, seiring dengan berkembangnya pemahaman tentang bakteri dan pentingnya sanitasi, para ahli medis menyadari bahwa kebersihan adalah kunci untuk mencegah penyakit.
Pada saat itulah, terjadi pergeseran masif ke penggunaan warna putih.
Jas lab putih (white coat) mulai menjadi standar sebagai simbol kebersihan dan profesionalisme. Tradisi ini kemudian meluas ke arsitektur bangunan rumah sakit, menjadi identitas yang tak terpisahkan dari fasilitas medis di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Perpaduan dengan Budaya Lokal di Bali
Di Bali, filosofi ini berpadu harmonis dengan arsitektur lokal yang sering menggunakan warna-warna alami dan material dari alam. Meskipun dominan putih, banyak fasilitas kesehatan modern di Bali mulai mengadopsi sentuhan lokal seperti ornamen ukiran atau penggunaan kayu, menciptakan keseimbangan antara prinsip medis universal dan keindahan budaya setempat.
***