Usai Minta Stop Produksi AMDK, Gubernur Koster Kini Minta Pelaku Usaha Olah Sampah Mandiri
Koster menyebutkan Pelabuhan Nusa Penida akan dikonsep berukir. Ini dilakukan untuk melestarikan kearifan lokal tentang infrstukur Bali.
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Usai membuat gebrakan terkait larangan produksi Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK di bawah satu liter, kini Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak pelaku usaha untuk mengelola sampah secara mandiri guna mewujudkan Bali yang bersih dan lestari. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen kuat untuk menjaga keindahan alam dan budaya Bali, yang menjadi daya tarik utama pariwisata pulau dewata ini.
Dalam pertemuan di Denpasar, Sabtu, 31 Mei 2025, Koster menegaskan bahwa arahan ini merujuk pada Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Aturan ini mencakup pengelolaan sampah berbasis sumber, pemanfaatan sampah organik, dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. “Mulai hari ini, pelaku usaha wajib mengolah sampah dari sumbernya, memanfaatkan sampah organik, dan menghentikan penggunaan kemasan plastik di bawah satu liter,” tegas Koster.
Komitmen Pelaku Usaha untuk Bali Bersih
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bali telah memanggil produsen air minum dalam kemasan (AMDK) untuk mendukung misi ini. Kini, giliran pelaku usaha dari sektor perhotelan, restoran, pasar modern, hingga pengelola destinasi wisata diajak berpartisipasi. Koster menyoroti pentingnya peran mereka dalam menjaga ekosistem alam dan budaya Bali, yang menjadi tulang punggung pariwisata.
“Pariwisata Bali bertumpu pada keindahan alam dan kekayaan budaya. Itulah yang membuat Bali istimewa di mata dunia. Tanpa lingkungan yang bersih dan pelestarian budaya, wisatawan tak akan datang,” ungkapnya. Ia menambahkan, kebersihan lingkungan dan pelaksanaan nilai budaya Bali adalah kunci untuk mempertahankan daya tarik wisatawan global.
Energi Terbarukan dan Pariwisata Berkelanjutan
Selain pengelolaan sampah, Koster juga mendorong pelaku usaha untuk mengadopsi energi terbarukan dalam operasional mereka. Langkah ini diharapkan mendukung visi pariwisata berkelanjutan, di mana Bali tidak hanya bersih dari sampah, tetapi juga ramah lingkungan melalui penggunaan energi bersih. “Ini adalah upaya bersama untuk menjaga Bali sebagai destinasi unggulan yang lestari,” ujar gubernur.
Tim Khusus dan Dukungan Nasional
Untuk memastikan gerakan ini berjalan efektif, Koster membentuk tim khusus yang dipimpin langsung oleh dirinya. Tim ini bertugas mengawasi implementasi pengelolaan sampah dan penggunaan energi terbarukan di kalangan masyarakat dan pelaku usaha. “Tidak ada pilihan lain. Gerakan Bali bersih sampah harus dijalankan semua elemen,” tegasnya.
Upaya ini bahkan menuai pujian dari Menteri Lingkungan Hidup, yang menyebut Bali sebagai pionir dalam pengelolaan lingkungan. “Saya mengajak seluruh pelaku usaha bekerja sama, mulai dari lingkungan Anda, mari wujudkan Bali bebas sampah,” ajak Koster.
Dampak Positif untuk Pariwisata dan Ekonomi
Pengelolaan sampah berbasis sumber dan pengurangan plastik sekali pakai tidak hanya menjaga keindahan Bali, tetapi juga mendukung perekonomian lokal yang bergantung pada pariwisata. Dengan lingkungan yang bersih dan lestari, Bali diharapkan terus menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Gerakan ini menjadi langkah nyata menuju Bali yang lebih hijau, sejalan dengan nilai-nilai budaya dan keberlanjutan. Bersama pelaku usaha, Pemerintah Provinsi Bali optimistis target Bali bersih dari sampah dapat tercapai dalam dua tahun ke depan.
***