18/11/2025

Hari Baik Membeli Kendaraan Bermotor Menurut Tradisi Bali

Pajak untuk Kendaraan Listrik

Pajak untuk Kendaraan Listrik/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Bali tetap setia memegang tradisi leluhur. Salah satu tradisi yang masih kental adalah memilih hari baik atau dewasa ayu sebelum memulai aktivitas penting, termasuk saat ingin membeli kendaraan bermotor seperti sepeda motor atau mobil. Bagi orang Bali, menentukan waktu yang tepat bukan sekadar kebiasaan, melainkan bagian dari kearifan lokal yang diyakini membawa keberuntungan dan kelancaran.

Kalender Bali menjadi panduan utama dalam mencari hari baik. Di dalamnya, tercantum berbagai hari yang dianggap ideal untuk menggelar upacara adat, kegiatan keagamaan, hingga aktivitas sehari-hari seperti berdagang atau membangun rumah. Namun, untuk urusan membeli kendaraan bermotor, tidak ada keterangan khusus dalam kalender Bali yang menyebutkan hari baik secara eksplisit. Hal ini membuat banyak orang, terutama di Bali, mencari informasi melalui internet dengan kata kunci seperti “hari baik membeli sepeda motor” atau “hari baik membeli mobil”. Tingginya pencarian ini menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini bagi masyarakat.

Menurut I Gde Marayana, penyusun kalender Bali dari Buleleng, tradisi dewasa ayu lebih banyak berfokus pada kegiatan keagamaan dan agraris, seperti bertani, beternak, atau membangun tempat suci. “Dalam kalender, belum ada keterangan spesifik tentang hari baik untuk membeli kendaraan bermotor. Yang ada biasanya untuk barang elektronik atau kegiatan lain,” ujarnya.

Meski demikian, Marayana menjelaskan bahwa tradisi wariga Bali cukup fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan modern, termasuk pembelian kendaraan. Jika kendaraan tersebut dimaksudkan untuk keperluan bisnis, misalnya, hari baik untuk berdagang bisa dijadikan acuan. Selain itu, ada hari-hari tertentu seperti kajeng dadi atau tulus yang dianggap cocok untuk berbagai aktivitas, termasuk membeli kendaraan.

Namun, Marayana mengingatkan agar masyarakat menghindari hari kala papasan atau kala sudukan. Kedua hari ini dianggap kurang baik untuk memulai aktivitas penting karena diyakini membawa energi yang kurang mendukung. “Pilih hari dadi atau tulus, tapi pastikan tidak bertepatan dengan kala papasan atau kala sudukan,” tambahnya.

Bagi masyarakat Bali, memilih hari baik bukan hanya soal menjalankan tradisi, tetapi juga mencerminkan keseimbangan antara nilai spiritual dan kebutuhan praktis. Dengan memahami panduan kalender Bali dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman, tradisi ini tetap relevan dan terus dilestarikan.

Selain itu, bagi kalian yang ingin berbelanja, hindari Kala Mangap, Asuasa, san Kala Sarang. Hari tersebut dikatakan sebagai hari yang kurang baik untuk melaksanakan kegiatan berbelanja, namun tetap disarankan konsultasi dengan mereka yang memahami wewaran sehingga mendapatkan petunjuk lebih detail.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE