Hari Raya Saraswati: Makna dan Tradisi Perayaan Ilmu Pengetahuan
Hari Raya Saraswati/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM –
Hari Raya Saraswati merupakan momen sakral bagi umat Hindu, terutama bagi pelajar, pendidik, dan para penggiat ilmu pengetahuan. Hari ini dipercaya sebagai saat turunnya ilmu pengetahuan yang suci, menjadi anugerah untuk kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan keberadaban umat manusia.
Dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung, perayaan ini mengajak umat untuk menghormati ilmu sebagai pilar kehidupan yang beradab. Apa makna mendalam di balik perayaan ini, dan bagaimana tradisinya dilaksanakan?
Tradisi Perayaan Hari Raya Saraswati
Setiap pagi Hari Raya Saraswati, suasana sekolah-sekolah dipenuhi aktivitas persiapan upacara sembahyang. Para siswa sibuk menyiapkan sesajen untuk memuliakan ilmu pengetahuan. Usai upacara di sekolah, banyak yang melanjutkan sembahyang ke pura, dengan Pura Jagatnatha di pusat kota sering menjadi tujuan utama.
Buku-buku, lontar, dan alat tulis diletakkan di tempat khusus untuk diupacarai, baik di sekolah, pura, rumah, maupun perkantoran. Menariknya, pada hari ini umat Hindu dilarang membaca atau menulis, sebagai simbol penghormatan penuh terhadap ilmu.
Upacara ini menggunakan sesajen seperti peras daksina, sesayut Saraswati, rayunan putih kuning, canang, pasepan, tepung tawar, bunga, sesangku berisi air suci, dan bija kuning. Pemujaan Tirtha Saraswati dilakukan dengan bahan sederhana seperti air, bija, menyan astanggi, dan bunga, diiringi mantram khusus seperti “Om, puspa danta ya namah” untuk bunga dan “Om, kung kumara wijaya Om phat” untuk beras kuning. Prosesi ini mencerminkan kesucian dan kesederhanaan dalam menghormati ilmu.
Makna Simbolis Dewi Saraswati
Dalam mitologi Hindu, Dewi Saraswati digambarkan sebagai istri Brahma, melambangkan pelindung ilmu pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Ia disimbolkan sebagai sosok anggun yang duduk di atas teratai, dengan wahana angsa atau merak, memiliki empat lengan yang memegang veena (sitar), pustaka (kitab), akshamala (tasbih), serta membentuk mudra pemberkahan. Setiap simbol ini memiliki makna mendalam:
Kulit Putih: Melambangkan ilmu pengetahuan yang suci, bersih, dan murni sebagai dasar kehidupan beradab.
-
Kitab di Tangan Kiri: Mewakili ilmu sekuler (avidya) yang penting untuk kehidupan duniawi, namun tetap mengarahkan menuju moksha melalui ilmu spiritual (vidya), sebagaimana dijelaskan dalam Isavasya Upanishad.
Veena: Menandakan seni, musik, budaya, dan harmoni antara pikiran, budi, serta alam lingkungan, yang tercermin dalam suara suci AUM.
Akshamala di Tangan Kanan: Menggarisbawahi pentingnya ilmu spiritual yang melampaui ilmu sekuler, menekankan bahwa tanpa penghayatan dan bakti, ilmu menjadi sia-sia.
Wajah Cantik Kemerahan: Menggambarkan daya tarik duniawi yang memukau namun dapat menyesatkan jika tidak diimbangi kebijaksanaan.
Angsa (Hamsa): Melambangkan kemampuan membedakan baik dan buruk, seperti angsa yang memisahkan air bersih dari kotoran, mencerminkan kebijaksanaan spiritual (vidya).
Merak: Meski hidup di hutan, merak tetap indah dan cemerlang, melambangkan keunggulan ilmu di tengah tantangan.
-
Teratai: Menunjukkan kemampuan ilmu untuk tetap bersinar dan berkembang meski berada di lingkungan yang sulit, seperti teratai yang mekar di air keruh.
Pentingnya Hari Raya Saraswati bagi Pendidikan
Hari Raya Saraswati bukan sekadar perayaan ritual, melainkan pengingat akan nilai ilmu pengetahuan sebagai fondasi peradaban. Bagi pelajar dan pendidik, momen ini menjadi kesempatan untuk merenungkan peran ilmu dalam membentuk karakter dan budaya. Tradisi ini juga mengajarkan keseimbangan antara ilmu sekuler dan spiritual, yang keduanya saling melengkapi untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan bermakna.
Dengan memahami makna dan simbolisme Hari Raya Saraswati, umat Hindu diajak untuk terus menghargai ilmu sebagai anugerah suci. Perayaan ini tidak hanya memperkuat hubungan dengan tradisi, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk mengejar pengetahuan dengan penuh dedikasi dan kebijaksanaan.
***