Seputar Bali

Inilah Alasan Kenapa Penjor Galungan Dipasang Pada Hari Selasa

aturan dalam memasang penjor galungan

 

 

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Inilah alasan kenapada Penjor Galungan dipasang ketika Anggara Wage Wuku Dungulan atau sore hari ketika Penampahan Galungan.

 

Penjor Galungan tentunya berbeda dengan penjor hiasan, jenis Penjor Galungan memiliki 3 cabang pada bagian ujung bambu.

 

Lalu pada bagian atas diisi dengan buah, kain putih kuning, sampian. Kemudian pada bagian tengah berisi kolong-kolong dan bagian bawah penjor berisi plawa, bun hingga tumbuhan merambat lainya.

[irp]

Kepana Penjor Dipasang Selasa?

 

Tentunya pertanyaan yang sering muncul adalah terkait pemasangan penjor yang dilakukan setelah jam 12 siang hingga sore hari.

 

Penjor Galungan memang dipasang ketika Anggara Wage Wuku Dungulan atau saat hari Selasa. Hal ini dilakukan lantaran ketika penampahan umat tengah niyasa kebaikan.

[irp]

Lalu keburukan yang ada di dalam diri ‘dihias’ untuk jadi lebih baik. Penggunaan bambu pada bagian yang lurus adalah niayasa kebaikan kemudian pada bagian melengkung niyasa keburukan.

 

Terkait pemasangan penjor, beberapa tempat mungkin akan ditemukan bahwa pemasangan dilakukan pada hari Senin, ini biasanya dilakukan oleh umat yang ada dirantauan, yang kemudian pada saat penampahan mereka akan mudik atau pulang kampung.

 

Penjor Lambang Bhatara Mahadewa

 

Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa penjor merupakan lambang dari Bhatara Mahadewa yang berstana di Gunung Agung.

 

Penjor yang sudah lengkap lalu dipasang di depan pintu masuk sebelah kanan pada sore hari.

[irp]

Selain identitas dari pelaksanaan galungan, penjor juga erat kaitannya untuk upacara Dewa Yadnya sehingga dalam pemasangannya diupayakan untuk masih terlihat segar atau fresh.

 

Makna Ambu pada Penjor

 

Ada beberapa hal yang berisi pada penjor seperti penggunaan ambu atau busung atau janur. Warna putih dengan corak kuning pada janur ini filosofi cahayaha terang, sebagai identitas perayaan kemenangan darma atas adharma.

 

Bambu digunakansebagai sarana penjor juga memiliki filosofi yakni tumbuhan tegak luruh yang mendekati puncak semakin melungkung merunduk adalah filosifi dari seorang pemimpin.

[irp]

Ketika penjor sudah ditancapkan seorang pemimpin untuk selalu ingat dan tidak lupa akan hal yang di bawah.

 

Lontar Jnana Sidanta juga menyebutkan bahwa bambu sebagai metafora dari kerinduan atman dengan paramatman.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: