Jembatan Tukad Bangkung: Ikon Wisata Bali yang Menyimpan Cerita Pilu

Tukad Bangkung/ Wikipedia/ balikonten
BADUNG, BALIKONTEN.COM – Entah berapa nyawa sudah melayang di Jembatan Tukad Bangkung, Petang – Badung. Awal tahun 2025 ini saja diketahui sudah 2 kali kejadian ulah pati di jembatan tertinggi di Asia itu. Banyak beredar kisah cerita kisah mistis yang menyelimuti tempat yang cukup dekat dengan rumah Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta ini.
Pun, tempat ini juga dikaitkan memiliki mistis yang sangat kuat laiknya Jembatan Tukad Ngongkong, Banjar Angantiga, Petang, Badung. Dalam artikel ini dibahas secara singkat tentang sejarah beridirinya Jembatan Tukad Bangkung sebagaiman dirangkum dari beragam sumber.
Terletak di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Jembatan Tukad Bangkung dikenal luas sebagai jembatan tertinggi di Asia Tenggara. Dengan ketinggian mencapai 71,14 meter, jembatan ini tak hanya berfungsi sebagai penghubung antarwilayah, namun juga menjadi destinasi wisata populer di Bali, khususnya saat akhir pekan dan musim liburan.
Menghubungkan tiga kabupaten sekaligus—Badung, Bangli, dan Buleleng—jembatan ini menjadi jalur vital yang memperlancar akses antarwilayah di utara Pulau Dewata. Pemandangan alam yang mengelilinginya, berupa lembah hijau dan perbukitan, menjadikannya spot yang banyak disinggahi wisatawan untuk sekadar berfoto atau menikmati suasana sejuk khas pegunungan Bali.
Pembangunan Jembatan Tukad Bangkung dimulai sejak tahun 2001, dengan desain megah sepanjang 360 meter dan lebar 9,6 meter. Proyek ini sekaligus menggantikan jembatan lama yang berjarak sekitar 500 meter di sisi selatan. Dengan selesainya pembangunan, jembatan ini memangkas jarak tempuh hingga 6 kilometer, membuat konektivitas antarwilayah menjadi jauh lebih efisien.
Peresmian jembatan dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 April 2007. Sejak saat itu, Jembatan Tukad Bangkung tak hanya menjadi infrastruktur penting, tetapi juga menjelma sebagai ikon wisata baru di Bali Selatan—menambah deretan destinasi unik selain pantai dan pura yang sudah lebih dulu dikenal dunia.
Namun, di balik keindahan dan kemegahannya, jembatan ini juga menyimpan ironi. Beberapa insiden pernah terjadi di lokasi ini, menjadikannya sorotan bukan hanya karena statusnya sebagai jembatan tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga karena rawannya kejadian yang tidak diharapkan. Hal ini menjadi pengingat penting bahwa pengelolaan destinasi wisata tidak hanya soal menarik kunjungan, tetapi juga menciptakan rasa aman bagi siapa saja yang datang.
Sebagai bagian dari upaya promosi wisata Bali yang berkelanjutan, peran serta masyarakat dan pihak terkait sangat diperlukan untuk menjaga keamanan serta kenyamanan di sekitar Jembatan Tukad Bangkung. Dengan begitu, destinasi ini dapat terus dinikmati tanpa mengesampingkan faktor keselamatan.
***
