DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Hari ini umat Hindu melaksnaakan rahinan Kajeng Kliwon Uwudan, dimana rainan ini terjadi setelah berlangsungnya Purnama. Kajeng Kliwon datang setiap 15 hari sekali yakni ketika bertemunya Tri Wara Kajeng dengan Panca wara Kliwon.
Dalam artkel ini dibahsa secara singkat terkait Kajengkliwon, mulai dari bagiannya, bantennya hingga pemujaan sebagaimana dirangkum dari beragam sumber.
Pun dalam lontar Sundarigama disebutkan tentang Kliwon sebagai berikut:
Nihan taya amanah, kunang ring panca terane, semadi Bhatara Siwa, sayogia wong anadaha tirtha gocara, ngaturaken wangi ring sanggar, muang luwuring paturon maneher menganing akna cita.
Wehana sasuguh ring natar umah, sanggar, ring dengen, dening sega kepel duang kepel dadi atanding, wehakna ada telung tanding, iwaknia bawang jae.
[irp]
- Kang sinambat ring natar, Sang Kala Bucari.
- Ring sanggar Bhuta Bucari.
- Ne ring dengen, Sang Durga Bucari
Ika pada wehana labaan, nangken kaliyon, kinon rumaksa umah, nimitania. Pada anemu sadia rahayu. Kunang yan kala biyantara keliyon, pakerti tunggal kayeng lagi.
Pancawara Kliwon adalah payogan Bhatara Siwa, ketika ini terjadi sepatutnyalah melakukan penyucian diri dengan mempersembahkan wangi-wangi di merajan dan juga di atas tempat tidur.
Lalu di halaman rumah, halaman merajan dan juga pintu utama keluar rumah dihaturkan segehan kepel berjumlah dua dalam satu wadah atau atanding.
[irp]
Kemudian ini dihaturkan dimasing-masing tempat tadi dan ditujukan kepada:
- Di halaman merajan, kepada Sang Bhuta Bhucari.
- Di pintu keluar masuk, kepada Sang Durgha Bhucari.
- Dan untuk di halaman rumah, kepada Sang Kala Bhucari.
Tujuan dari persembahan ini adalah untuk keselamatan serta perlindungan penghuni rumah.
Masih dalam lontar yang sama dijelaskan tentang Kajeng Kliwon sebagai berikut:
Kadi ring keliyon nemu atutan kewala tambehane sega warna limang warna, dadi awadah, ring dengen juga genahing caru ika, ika sanding lawang ring luur, aturane canang lenga wangi burat wangi, canang gantal, astawakna ring Durga Dewem, ne ring sor, ring Durga Bucari, Kala Bucari buta Bucari, palania ayu paripurna sira aumah, yania tan asiti mangkana I Buta Bucari, aminta nugeraha ring Bhatari Durga Dewem, mangerubadin sang maumah, angadakakan desti, aneluh anaranjana, mangawe gering sasab merana, apasang pengalah, pamunah ring sang maumah, muang sarwa Dewa kabeh, wineh kinia katadah da waduanira Sang Hyang Kala, nguniweh sewaduanire Dewi Durga, tuhunia mangkana, ayua sira alpa ring wuwus manai.
Sedangkan untuk Kajeng Kliwon upakara yang digunakan sama seperti Kliwon hanya saja ditambahkan berupa segehan manca warna limang tanding.
[irp]
Kemudian di samping kori pada sisi sebelah atas dipersembahkan berupa canang wangi-wangi, burat wangi, canang yasa dan dihaturkan kepada Hyang Durga Dewi.
Yang dihaturkan di bawahnya ditujukan kepada Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari dan Buta Bhucari yakni tujuannya memohon perlindungan.
Kajeng Kliwon Uwudan merupakan waktu yang tepat untuk menghidupkan ilmu hitam atau aji pengiwa. Sedangkan ketika Kajeng Kliwon Enyitan adalah hari yang baik untuk membuat jimat atau sesikepan dan hal yang berkaitan dengan kekautan gaib.
[irp]
Tidak hanya itu, ketika Kajeng Kliwon juga dijadikan dewasa ayu melukat oleh sebagian besar umat Hindu.
Ala Ayuning Dewasa, 19 Nopember 2024
Geni Rawana. Baik untuk segala pekerjaan yang menggunakan api. Tidak baik untuk mengatapi rumah, melaspas, bercocok tanam.
Kala Bancaran. Baik untuk membuat senjata, taji, pengiris (pisau besar untuk mengiris atau untuk mengadap nira).
[irp]
Kala Caplokan. Baik untuk membuat alat-alat penangkap ikan seperti pancing (kail), jala, jaring, bubu, bahan untuk umpan.
Kala Gacokan. Baik untuk membuat alat-alat yang runcing seperti taji, tombak dan sebagainya.
Kala Jangkut. Baik untuk membuat pencar, jaring, senjata.
Kala Jengking. Baik untuk mulai belajar menari, menabuh, membuat bubu, seser, jaring. Tidak baik untuk Manusa Yadnya, nikah, upacara potong rambut.
Kala Katemu. Baik untuk menangkap ikan, berburu, mapikat, memasang jerat, kungkungan, mangadakan pertemuan.
Kala Kutila Manik. Baik untuk membuat ranjau, pagar, rintangan, lubang penghalang maupun pemisah, alat perangkap, upacara Bhuta Yadnya.
[irp]
Kala Luang. Baik untuk membuat terowongan, menanam ketela atau umbi-umbian.
Kala Temah. Tidak baik untuk dewasa ayu.
Panca Prawani. Tidak baik dipakai dewasa ayu.
Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi.
Purwanin Dina. Tidak baik sebagai dewasa ayu
Salah Wadi. Tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong rambut dll.) Pitra Yadnya (Penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti dll.
[irp]
Pararasan: Aras Tuding, Pancasuda: Sumur Sinaba.
Ekajalaresi: Kinasihan Amerta, Pratiti: Upadana.
***