Kelahiran Saniscara Kliwon Krulut: Watak, Peruntungan, dan Makna Spiritual
ilustrasi menggending bayi/ gabdullinayuka/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Saniscara Kliwon Krulut, hari yang dikenal sebagai Tumpek Krulut, sebuah perayaan yang sarat dengan nilai kasih sayang dan kepekaan seni. Bagi mereka yang lahir pada hari ini, Saniscara Kliwon Krulut bukan sekadar tanggal kelahiran, melainkan cerminan karakter, peruntungan, dan ikatan spiritual yang unik. Artikel ini akan mengupas tuntas makna kelahiran pada hari istimewa ini, dengan merujuk pada sumber-sumber terpercaya dan disampaikan secara luwes agar Anda betah membaca hingga akhir.
Apa Itu Saniscara Kliwon Krulut?
Dalam tradisi Bali, Saniscara Kliwon Krulut adalah hari yang jatuh pada pertemuan Saptawara (hari dalam seminggu, dalam hal ini Sabtu atau Saniscara) dan Pancawara (lima hari, dalam hal ini Kliwon), di wuku Krulut. Wuku sendiri adalah siklus tujuh hari dalam kalender Bali, dan ada 30 wuku yang membentuk siklus 210 hari. Tumpek Krulut terjadi setiap 210 hari atau sekitar enam bulan sekali, menjadikannya momen spesial yang dirayakan sebagai hari kasih sayang umat Hindu Bali, sebagaimana dijelaskan dalam Instruksi Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2023. Hari ini dipersembahkan untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Dewa Iswara, dewa yang melambangkan keindahan, seni, dan cinta kasih.
Kata Krulut berasal dari lulut, yang berarti cinta, kasih sayang, atau kebahagiaan. Tak heran, hari ini sering disebut sebagai “Hari Valentine-nya Bali,” sebuah perayaan yang mengajak umat untuk menumbuhkan kasih sayang antar sesama, bahkan kepada semua makhluk, sebagaimana diungkap oleh Kadek Satria, dosen UNHI, dalam sebuah wawancara di RPKD 92,6 FM pada 2017.
Watak Kelahiran Saniscara Kliwon Krulut
Orang yang lahir pada Saniscara Kliwon Krulut diyakini memiliki kepribadian yang kaya dan berlapis, sebagaimana dijelaskan dalam sumber terpercaya seperti kalenderbali.info dan artikel dari Lintas Bali. Berikut adalah gambaran watak mereka:
-
Sisi Positif: Mereka yang lahir pada hari ini cenderung pendiam, namun memiliki kecerdasan dalam bertukar pikiran. Mereka pandai menyusun kata-kata, sering kali berbakat dalam seni mengarang atau berbicara dengan penuh makna. Sifat ramah, sopan santun, dan hati-hati dalam bertindak membuat mereka disukai di lingkungan sosial. Mereka juga cepat mengagumi hal-hal baik dan memiliki daya ingat yang kuat, sebagaimana disebutkan dalam perhitungan wuku Krulut yang dipengaruhi Dewa Wisnu, simbol kebijaksanaan dan ketabahan.
Sisi Menantang: Di balik kelebihan mereka, ada sifat-sifat yang perlu diwaspadai. Mereka bisa bersikap temperamental, keras kepala, dan kadang angkuh. Sifat pendiam mereka terkadang disertai dengan nalar yang pendek, sehingga mereka perlu belajar untuk lebih sabar dan terbuka terhadap pandangan orang lain. Mereka juga cenderung menyukai perselisihan, meski ini sering kali berasal dari semangat mereka yang besar.
Pengaruh Lintang Rarung Pagelangan pada kelahiran ini membuat mereka selalu berhati-hati dalam bersikap dan berbicara, namun kadang kala mereka suka melamun atau merasa rendah diri. Meski begitu, kecerdasan dan keberanian mereka dalam menghadapi tantangan membuat mereka mampu bangkit dari kesulitan.
Peruntungan Hidup Berdasarkan Wariga
Menurut tradisi Bali, peruntungan seseorang yang lahir pada Saniscara Kliwon Krulut dapat dilihat dari perhitungan urip, yaitu nilai numerik dari Saptawara dan Pancawara. Sabtu memiliki urip 9, sedangkan Kliwon bernilai 8. Jika dijumlahkan (9 + 8 = 17) dan dikalikan 6, hasilnya adalah 102, yang dipercaya sebagai jatah umur mereka di dunia.
Berdasarkan Pal Sri Sedana, peruntungan hidup mereka terbagi dalam beberapa fase umur:
0–12 tahun: Penghasilan atau keberuntungan cenderung sedikit (nilai 1). Masa ini sering kali penuh dengan pembelajaran dan tantangan awal.
13–18 tahun: Masa sulit, mungkin mengalami penderitaan atau kesakitan (nilai 0), yang mengajarkan ketabahan.
25–30 tahun: Fase ini juga menantang, dengan potensi kesulitan serupa. Namun, ketekunan mereka akan membantu melewati masa ini.
Meski ada tantangan, mereka yang lahir pada hari ini memiliki rezeki yang baik, terutama jika mampu menjaga keseimbangan antara sifat positif dan negatif mereka. Kecerdasan dan keberanian mereka menjadi modal besar untuk meraih kesuksesan.
Makna Spiritual dan Upacara Otonan
Bagi masyarakat Bali, kelahiran pada Saniscara Kliwon Krulut menandakan otonan, yaitu peringatan ulang tahun menurut kalender Bali yang dihitung setiap 210 hari. Otonan bukan sekadar perayaan, tetapi juga upacara penyucian untuk menyeimbangkan energi spiritual seseorang. Pada hari ini, umat Hindu Bali menghaturkan sesajen seperti banten pejati, peras, pengambean, dan tipat gong untuk memuliakan Dewa Iswara dan memohon keharmonisan hidup.
Tumpek Krulut juga dikenal sebagai hari untuk menghormati seni, khususnya alat musik seperti gamelan. Upacara otonan sarwa tetangguran sering dilakukan untuk menyucikan gamelan, diiringi tarian seperti Legong Kuntul atau Barong Landung, yang menambah kemeriahan perayaan.
Peruntungan Hidup Berdasarkan Wariga (Lanjutan)
Seperti yang terlihat pada dokumen sebelumnya, perhitungan Wariga memberikan gambaran mendalam tentang fase hidup seseorang. Setelah melewati masa-masa sulit di usia muda, mereka yang lahir pada Saniscara Kliwon Krulut mulai menunjukkan peningkatan keberuntungan di usia 31–40 tahun, dengan nilai rezeki mencapai 4. Ini adalah masa di mana kecerdasan dan ketekunan mereka mulai membuahkan hasil, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Di usia 41–50 tahun, nilai rezeki naik menjadi 6, menandakan puncak keberhasilan jika mereka konsisten menjaga harmoni spiritual dan sosial.
Namun, penting untuk diingat bahwa Wariga bukan ramalan mutlak. Ini lebih sebagai panduan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang. Mereka yang lahir pada hari ini disarankan untuk rutin melakukan yajna atau upacara kecil, seperti ngaturang canang sari, untuk mendukung perjalanan hidup mereka.
Menjaga Tradisi di Era Modern
Di tengah arus modernisasi, Tumpek Krulut tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Pada 6 Juni 2025, misalnya, umat Hindu Bali akan kembali merayakan hari ini dengan penuh khidmat, meski banyak yang kini menggabungkannya dengan gaya hidup kekinian—seperti mengadakan pameran seni atau workshop gamelan online. Ini menunjukkan bahwa tradisi Saniscara Kliwon Krulut tidak hanya hidup, tetapi juga berkembang, menyesuaikan diri dengan zaman tanpa kehilangan esensinya.
Penutup
Kelahiran pada Saniscara Kliwon Krulut adalah anugerah yang membawa keunikan tersendiri. Dengan watak yang cerdas, ramah, namun kadang temperamental, mereka yang lahir pada hari ini memiliki potensi besar untuk menjalani kehidupan yang penuh makna, terutama jika mampu menyeimbangkan sifat positif dan negatif mereka. Tumpek Krulut sebagai hari kasih sayang juga menjadi pengingat bahwa cinta dan harmoni adalah inti dari kehidupan, baik dalam hubungan dengan sesama, alam, maupun Tuhan.
Dengan memahami makna kelahiran ini, kita tidak hanya menghargai warisan budaya Bali, tetapi juga belajar untuk hidup lebih bijaksana dan penuh kasih. Jadi, jika Anda lahir pada Saniscara Kliwon Krulut, rayakan keunikan Anda dan terus sebarkan cinta kasih, sebagaimana semangat Tumpek Krulut!
***