DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Setiap awal bulan, gaji yang baru masuk ke rekening sering kali terasa seperti tamu yang hanya singgah sebentar. Belum sempat menikmati, saldo sudah menipis, bahkan kadang habis dalam hitungan hari. Fenomena ini bukan sekadar kebetulan, melainkan cerminan gaya hidup modern yang dipicu oleh kemudahan transaksi digital dan minimnya literasi keuangan. Lantas, apa yang membuat uang begitu mudah menguap, dan bagaimana cara mengelola keuangan agar lebih bijak? Berikut ulasan lengkapnya.
Mengapa Uang Cepat Habis?
Ada beberapa faktor yang membuat keuangan sering kali sulit dikendalikan. Gaya hidup konsumtif, yang dikenal sebagai lifestyle inflation, menjadi salah satu penyebab utama. Ketika penghasilan naik, banyak orang cenderung meningkatkan pengeluaran untuk menyesuaikan gaya hidup, seperti membeli gadget terbaru atau sering makan di luar. Survei Populix (2023) mengungkapkan bahwa 68 persen generasi muda berusia 25-35 tahun kerap membeli barang karena tren, bukan kebutuhan.
Selain itu, kemajuan teknologi finansial (fintech ) turut mempercepat laju pengeluaran. Riset dari Katadata Insight Center (2022) menunjukkan bahwa 74 persen masyarakat Indonesia menjadi lebih impulsif dalam berbelanja sejak mengenal platform e-commerce. Fitur seperti flash sale, promo gratis ongkir, dan paylater membuat transaksi terasa mudah, namun sering kali menjebak dalam pengeluaran berlebihan. Seperti dikatakan Ligwina Hananto, perencana keuangan dari QM Financial, “Anak muda kini lebih mengutamakan pengalaman, seperti nongkrong atau staycation, ketimbang menabung. Tanpa kesadaran finansial, ini bisa jadi masalah besar” (Kompas.com, 27/1/2023).
Tanda-Tanda Anda Terjebak Kebiasaan Boros
Boros sering kali terjadi tanpa disadari. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Tidak tahu pasti kemana uang Anda pergi setiap bulan.
- Sering tergoda membeli barang hanya karena diskon atau promo.
- Menunda menabung dengan alasan penghasilan belum cukup.
- Terlilit cicilan paylater yang menumpuk.
Jika salah satu atau lebih tanda ini terdeteksi, saatnya mengambil langkah untuk mengendalikan keuangan.
Uang Bukan Tujuan, Tapi Alat
Seperti kata Warren Buffett, “Jangan menabung apa yang tersisa setelah belanja, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung.” Mengelola keuangan adalah tentang membuat uang bekerja untuk Anda, bukan sebaliknya. Di tengah gempuran tren konsumtif dan kemudahan digital, kesadaran finansial menjadi senjata utama untuk mencapai kebebasan finansial.
Dengan memahami penyebab keborosan dan menerapkan langkah-langkah praktis di atas, Anda bisa mengelola keuangan dengan lebih cerdas. Mulailah dari langkah kecil, seperti mencatat pengeluaran atau membuat anggaran sederhana, dan lihat bagaimana perubahan kecil ini membawa dampak besar bagi masa depan Anda.
Strategi Mengelola Keuangan agar Tidak Boros
Mengelola keuangan bukan tentang menyiksa diri dengan hidup hemat, melainkan menciptakan keseimbangan antara menikmati hidup dan menjaga stabilitas finansial. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk menghindari kebiasaan boros:
1. Lacak Pengeluaran Harian
Mencatat setiap pengeluaran, sekecil apa pun, membantu Anda memahami pola konsumsi. Gunakan aplikasi pencatat keuangan atau buku catatan sederhana untuk melacak aliran uang. Dengan cara ini, Anda bisa melihat apakah pengeluaran lebih banyak untuk kebutuhan atau sekadar keinginan.
2. Gunakan Metode Anggaran 50/30/20
Metode ini membagi penghasilan menjadi tiga bagian: 50% untuk kebutuhan pokok (seperti tagihan dan kebutuhan sehari-hari), 30% untuk keinginan (liburan, hiburan), dan 20% untuk tabungan atau investasi. Pendekatan ini membantu Anda tetap menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depan.
3. Batasi Penggunaan Paylater
Meski paylater terlihat praktis, penggunaannya yang berlebihan bisa memicu utang konsumtif. Batasi penggunaan fitur ini hanya untuk kebutuhan mendesak, dan pastikan Anda mampu melunasi cicilan tepat waktu.
4. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Memiliki tujuan finansial, seperti menyiapkan dana darurat, membeli rumah, atau merencanakan pensiun, membuat Anda lebih termotivasi untuk menabung. Tulis tujuan ini dan pantau perkembangannya secara rutin.
5. Perdalam Literasi Keuangan
Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan adalah kunci. Ikuti kampanye edukasi keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bank Indonesia (BI), atau baca buku dan artikel tentang investasi, utang, dan pengelolaan anggaran. Memahami dasar-dasar keuangan membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijak.
Itulah cara jitu agar tidak boros keuangan. ***