15/08/2025

Mengenal Otonan di Bali, Kapan Mulai Dilaksanakan Otonan? Lengkap Cara Menentukan Otonan

apa itu ngotonin di bali

Ngotonin adalah hari kelahiran atau ulang tahun versi Bali/ PHDI/ Bali Konten

 

BALIKONTEN.COM – Otonan adalah peringatan hari lahir bagi umat Hindu di Bali. Secara nasional ini juga bisa dikatakan sebagai ulang tahun.

Bedanya, dalam pelaksanaaan otonan umat Hindu memperingatinya setiap 6 bulan atau 210 hari berdasarkan perhitungan kalender Bali.

Dalam menentukan otonan juga perlu diperhatikan sebab tidak bisa sembarangan. Penentuan otonan ini tak bisa dilepaskan dari wariga dan hari.

Yang dalam perhitungan hari dalam Kalender Bali adalah 24 jam setelah pukul 06.00 barulah dihitung sebagai hari selanjutnya.

[irp]

Tentunya ini berbeda dengan perhitungan waktu nasional yang lewat dari pukul 24.00 atau pukul 12.00 malam berarti hari sudah berganti.

Selain menghitung waktu, penentuan otonan juga menggunakan perhitungan Saptawara, Pancawara dan tentunya Wuku.

Otonan pertama kali dilaksanakan ketika seorang bayi menginjak usia 6 bulan atau 210 hari Kalender Bali. Ini juga dikenal dengan istilah pinget.

[irp]

Warga Hindu biasanya akan mengingat waktu kelahiran dan hari kelahira bayi mereka yang nantinya akan digunakan sampai kelak.

Dalam upacara otonan yang sederhana sarana cukup sebagai berikut:

Banten Pejati (untuk Bhatara Guru/Kemulan)
Dapetan (sebagai tanda syukur)
Sesayut Pawetuan (untuk Sang Manumadi)
Segehan (untuk Bhuta)
Canang sari dan dupa
kemudian didoakan

[irp]

Dari laman bali.kemenag.go.id, disebutkan bahwa otonan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bermakna metu atau wetu atau keluar atau lahir.

Otonan juga digelar sebagai pembersihan diri dari segala mala yang dipengaruhi oleh Sang Catur Sanak.

Dalam laman tersebut juga tertulis bahwa banten yang digunakan untuk melaksanakan otonan sebagai berikut:

Banten Byakala yakni simbolisasi untuk menjauhkan kekuatan bhutakala yang berpotensi menggangu manusia.

Banten Peras yakni simbolisasi untuk memohon kesuksesan serta keberhasilan sebuah yadnya.

Banten Soda atau Ajuman yakni sebuah persembahan yang dilengkapi dengan canang.

[irp]

Pengambeyan merupakan simbol yang digunakan untuk memohon karunia Ida Sang Hyang Widhi dan juga pada para leluhur.

Banten Sesayut Lara Malaradan adalah sebuah sarana yang memiliki makna untuk memohon kesejahteraan, keselamatan hingga memohon agar terhindar dari segala bahaya.

Banten Dapetan bermakna kesiapan dalam menghadapi segala bahtera kehidupan.

Doa untuk Melaksanakan Otonan

Bagi yang melaksanakan otonan akan memegang dulang yang telah berisi banten sesayut dan ini dilakukan sebelum natab.

Umat akan memutar sesayut di atas dulang itu sebanyak 3 kali searah jarum jam atau atau arah pra sawia.

[irp]

Doa yang digunakan sebagai berikut ini: “Ne cening ngilehang sampan, ngilehang perahu, batu mokocok, tungked bungbungan, teked dipasisi napetang perahu bencah”.

Artinya Dalam Bahasa Indonesia:
Ini kamu memutar sampan, memutar perahu, batu makocok, tongkat bungbung, sampai di pantai menemui kapal terdampar.

Kemudian dilanjutkan dengan matetebusan yakni dua benang kapas berwarna putih diletakkan di atas kepala, kedua telingan dan digelangkan pada kedua tangan yang meoton.

Sembari mengucapkan doa ‘Jani cening magelang benang, apang cening mauwat kawat matulang besi’.

[irp]

Artinya dengan gelang itu, diharapkan anaknya bisa memiliki tubuh yang sehat kayaknya memiliki otot kawat dan tulang besi.

Ngotonin Upakara Pingit

Lontar Smarareka menyebutkan tentang ngotonin sebagai berikut: Dina wetune dadi uger-uger, ngaran pingit. Pinget ngaran oton, ayua lali weton, apan sami-sami wenang wetonin, sarwa umetik mwang wawangunan, apan dina wetune wiwitaning dina wetune, yan lali ring weton, dudu manusa, apan manusa wiwiting dina wawaran. Wawaran sami ngajak urip, saluiring wetu urip.

Artinya:

Hari kelahiran menjadi patokan yang berarti pingit, Pinget berarti oton, tidak boleh lupa akan weton, karena semua wajib untuk wetonin, sagala jenis tumbuhan dan bangunan, karena hari lahir merupakan asal dari kelahiran, apabila lupa terhadap weton, bukan manusia, karena manusia berasal dari wawaran. Semua wewaran membawa urip, setiap kelahiran merupakan suatu kehidupan.

Melaksanakan otonan juga tidak kalan pentingnya dari ulang tahun sebab menurut I Wayan Budi Utama dalam tulisannya di Warta Hindu Dharma No. 497 Mei 2008, otonan merupakan utang moral orang tua kepada anaknya.

Otonan dilaksanakan supaya segala hal negatif yang dibawa sejak lahir sebisa mungkin bisa dikurangi.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!