Mengenal Soma Ribek, Menjual Beras Bisa Kena Kutukan
umat Hindu tengah melaksanakan persembahyangan/ Balikonten/ Diz_Daily
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Soma Pon Wuku Sinta, umat Hindu melaksanakan rahinan Soma Ribek. Dimana rainan ini merupakan rangkaian dari Pagerwesi yang jatuh pada Buda Kliwon Wuku Sinta.
Tentang Soma Ribek juga disebutkan dalam lontar Sundarigama yang berbunyi Wuku Sinta, Soma Pon, ngaran Soma Ribek, mangereti ring Sang Hyang Tri Murti ungguan ring lumbung, paryangan, widi-widana, nyanyah geringsing.
Disebutkan dalam kalimat tersebut adalah Soma Pon Sinta disebut dengan Soma Ribek dan hari itu merupakan pujawali Sang Hyang Sri Amerta yang bersemayam di lumbung.
[irp]
Ketika itu akan dilaksanakan sebuah upacara penghormatan untuk beras di pulu (tempat menyimpan beras) dan juga lumbung untuk menyimpan padi atau gabah. Sarana yang digunakan berupa nyahnyah geti-geti, raka pisang mas dan bunga serba harum.
Ini sekaligus menjadi hari untuk melaksanakan pemujaan kepada Dewi Sri ata kesuburan dan keberlimpahan yang telah diberikan. Masih dalam lontar yang sama juga diterangkan bahwa ikang wang tan wenang anumbuk pari, angadol beras, katemah dening Bhatara Sri. Pakenania wenang ngastuti Sang Hyang Tri Pramana. Angisep sari tatwa adnyana, aja aturu ring rahinane.
[irp]
Dari penjelasan itu dapat diartikan bahwa ketika Soma Ribek, umat tidak dianjurkan untuk menumbuk padi, menjual beras dan disebutkan jika melanggar ini akan mendapatkan kutukan dari Bhatari Sri.
Tak sampai di sana, ketika siang hari juga tidak dianjurkan untuk tidur siang sebab Sang Hyang Pramesti Guru melaksanakan yoga. Ketika Soma Pemacekan Agung, umat diharapkan melaksanakan pemujaan kepada Sang Hyang Tri Pramana dan memetik sari dari Tatwa Adnyana atau intisari dari ajaran kebenaran.
[irp]
Adapun pantangan ketika Soma Ribek adalah tidak boleh menumbuk padi dan menjual beras, ini sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sei atau Dewi Padi. Terkait banten untuk melaksanakan Soma Ribek tentunya mengikuti desa kala patra dan juga kemampuan setiap umat.
***