DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Apa banten yang digunakan untuk melaksanakan Tumpek Krulut? Umat Hindu akan melaksanakan rahinan ini pada Saniscare (Sabtu) Kliwon Wuku Krulut.
Diketahui bahwa rahinan yang datang setiap 210 hari ini juga sebagai hari kasih sayang atau valentine versi Bali.
Lantas mengapa Tumpek Krulut disebut sebagai hari kasih sayang versi Bali? Dalam artikel ini adakan dibahas secara singkat tentang Tumpek Krulut yang dirangkum dari beragam sumber.
Tumpek Krulut
Pengertian
Tumpek Krulut berasal dari dua kata yakni Tumpek dan Krulut. Tumpek memiliki makna pertemuan yakni bertemunya wewaran Panca Wara dengan Sapta Wara.
Sedangkan Krulut bermakna tresna, gembira, senang dan cinta kasih. Selain itu, Krulut ini juga bermakna rangkaian atau jalinan.
Tumpek Krulut Siapa yang Dipuja?
Sama seperti rahinan pada umumnya, umat Hindu juga melaksanakan persembahyangan ketika Tumpek Krulut. Mulai dari tingkat keluarga, desa hingga pura kahyangan jagat. Lantas siapa yang dipuja ketika Tumpek Krulut?
Saat Tumpek Krulut, umat Hindu melaksanakan persembahyangan dengan memuja Ida Sang Hayng Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Dewa Iswara atau Kawiswara.
Tumpek Krulut Rahinan Apa?
Pada dasarnya, Tumpek Krulut adalah rahinan yang berkaitan dengan kasih sayang. Namun bagi segian umat, Tumpek Krulut adalah rahinan untuk penyucian atau otonan Sarwa Tetangguran atau gamelan atau alat musik.
Banten untuk Tumpek Krulut
Terkait banten atau sarana untuk melaksanakan Tumpek Krulut tentunya menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan setiap umat.
Tumpek Krulut berasal dari dua kata yakni Tumpek dan Krulut. Tumpek memiliki makna pertemuan yakni bertemunya wewaran Panca Wara dengan Sapta Wara.
Sedangkan Krulut bermakna tresna, gembira, senang dan cinta kasih. Selain itu, Krulut ini juga bermakna rangkaian atau jalinan.
Sama seperti rahinan pada umumnya, umat Hindu juga melaksanakan persembahyangan ketika Tumpek Krulut. Mulai dari tingkat keluarga, desa hingga pura kahyangan jagat. Lantas siapa yang dipuja ketika Tumpek Krulut?
Saat Tumpek Krulut, umat Hindu melaksanakan persembahyangan dengan memuja Ida Sang Hayng Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Dewa Iswara atau Kawiswara.
Pada dasarnya, Tumpek Krulut adalah rahinan yang berkaitan dengan kasih sayang. Namun bagi segian umat, Tumpek Krulut adalah rahinan untuk penyucian atau otonan Sarwa Tetangguran atau gamelan atau alat musik.
Terkait banten atau sarana untuk melaksanakan Tumpek Krulut tentunya menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan setiap umat.
Itulah penjelasan singkat tentang Tumpek Krulut yang datang setiap 6 bulan sekali dan identik sebagai hari kasih sayang versi Bali. ***