Mundur dari DPR RI, Begini Profil dan Biodata Rahayu Saraswati, Keponakan Presiden Prabowo
Mundur dari DPR RI, Begini Profil dan Biodata Rahayu Saraswati, Keponakan Presiden Prabowo/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Nama Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, atau yang akrab disapa Sara, kembali mencuri perhatian. Perempuan energik ini mengambil langkah berani dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI pada 10 September 2025. Keputusan tersebut diumumkannya melalui video emosional di akun Instagram pribadinya, menutup 10 bulan pengabdiannya di parlemen untuk periode 2024–2029.
Langkah ini bukan sekadar akhir dari satu babak, melainkan cerminan prinsip kuat yang dipegang Sara, cucu dari ekonom legendaris Indonesia, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo. Apa yang mendorong keputusan besar ini, dan siapa sebenarnya sosok Sara di balik sorotan publik?
Polemik Podcast dan Keputusan Berani
Keputusan Sara mundur dari DPR dipicu oleh kontroversi seputar podcast berdurasi 42 menit yang tayang pada 28 Februari 2025. Potongan video dari wawancara tersebut, menurut Sara, sengaja dipelintir untuk menyerang dirinya dan memicu polemik yang menyakiti publik.
“Dalam podcast itu, kata-kata saya diputarbalikkan hingga melukai hati banyak orang. Saya tidak ingin keberadaan saya di DPR menjadi beban, baik untuk rakyat maupun partai,” ungkap Sara dalam pernyataannya.
Keputusan ini menunjukkan sisi sensitif dan tegasnya sebagai politisi yang memilih menjaga integritas ketimbang mempertahankan jabatan. Langkah ini juga mengundang diskusi luas di media sosial, dengan banyak pihak mengapresiasi keberaniannya, sementara yang lain mempertanyakan dampaknya pada karier politiknya.
Biodata Rahayu Saraswati
Nama Lengkap: Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo
Nama Panggilan: Sara
Tanggal Lahir: 27 Januari 1986
-
Tempat Lahir: Jakarta, Indonesia
Orang Tua: Hashim Djojohadikusumo (ayah), Anie Hashim Djojohadikusumo (ibu)
Pendidikan:
SD Tarakanita II, Jakarta
SMP dan SMA di Singapura dan College du Leman, Geneva, Swiss
Sarjana Drama dan Peradaban Kuno, University of Virginia, AS
-
Sekolah Akting di International School of Screen Acting, London
Pasangan: Harwendro Adityo Dewanto
Anak: Dua orang anak
Karier Politik:
Anggota DPR RI (2014–2019, 2024–2025)
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI (2024–2025)
Penghargaan: Fortune Indonesia 40 Under 40 (Februari 2025)
Perjalanan Karier dan Dedikasi Sosial
Sebelum kembali ke DPR pada 2024, Sara telah menorehkan jejak sebagai anggota DPR RI periode 2014–2019 dari Partai Gerindra. Di parlemen, ia dikenal sebagai suara lantang yang memperjuangkan isu-isu kemanusiaan, seperti hak perempuan, perlindungan anak, dan pemberantasan perdagangan manusia.
Dedikasinya pada isu sosial bukan sekadar jargon politik. Sara kerap terlibat dalam diskusi dan aksi nyata untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan perlindungan terhadap kelompok rentan. Tak heran, pada Februari 2025, namanya masuk dalam daftar Fortune Indonesia 40 Under 40, sebuah pengakuan atas pengaruhnya sebagai tokoh muda di Indonesia.
Namun, perjalanan Sara tak selalu mulus. Pada 2015, ia sempat menjadi sasaran serangan misoginis di media sosial setelah mengunggah foto kehamilannya. Bukannya mundur, Sara justru menjadikan pengalaman itu sebagai bahan refleksi untuk terus memperjuangkan martabat perempuan. “Tubuh perempuan tidak seharusnya menjadi alat untuk menyerang secara personal,” katanya kala itu.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Global
Sara lahir di Jakarta pada 27 Januari 1986, dari pasangan pengusaha dan politisi Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo. Ia mewarisi darah pejuang dari keluarga besar Djojohadikusumo, mulai dari kakek buyutnya, Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, pendiri Bank Negara Indonesia, hingga kakeknya, Soemitro, yang dikenal sebagai “Begawan Ekonomi Indonesia”.
Pendidikannya pun tak kalah mentereng. Setelah menamatkan SD di Tarakanita II Jakarta, Sara melanjutkan sekolah di Singapura dan Swiss. Di SMA, ia aktif bermain sepak bola dan bahkan mewakili provinsinya dalam kompetisi nasional.
Puncak pendidikannya diraih di University of Virginia, AS, di mana ia mengambil jurusan Drama dan Peradaban Kuno dengan fokus pada budaya Yunani dan Romawi. Tak berhenti di situ, Sara memperdalam ilmu akting di International School of Screen Acting, London, menunjukkan sisi kreatifnya yang jarang terekspos.
Kehidupan Pribadi dan Nilai Keluarga
Di balik kesibukannya sebagai politisi dan aktivis, Sara tetap memprioritaskan keluarga. Ia menikah dengan Harwendro Adityo Dewanto dan dikaruniai dua anak. Baginya, keluarga adalah fondasi yang menjaga keseimbangan hidup di tengah tekanan publik.
“Saya belajar banyak dari keluarga, baik dari sejarah panjang mereka maupun nilai-nilai yang mereka tanamkan,” ujar Sara dalam sebuah wawancara.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Mundurnya Sara dari DPR menimbulkan pertanyaan: apa langkah selanjutnya? Bagi sebagian pengamat, keputusan ini bisa menjadi titik balik bagi Sara untuk mengejar peran baru, mungkin di luar politik formal, yang tetap selaras dengan visinya untuk membawa perubahan sosial.
Meski begitu, Sara tetap menjadi inspirasi bagi banyak perempuan muda Indonesia. Kombinasi antara latar belakang pendidikan global, dedikasi pada isu sosial, dan keberanian mengambil keputusan sulit menjadikannya figur yang relevan di tengah dinamika politik tanah air.
Dengan gaya yang lugas namun penuh empati, Sara terus membuktikan bahwa politik bukan sekadar soal kekuasaan, tetapi juga tentang prinsip dan dampak nyata bagi masyarakat. Apa pun langkah berikutnya, nama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tampaknya akan terus bergaung.
***