DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Inilah dhari baik untuk membuat tembok pekarangan selama bulan Juli 2025. Membangun tembok pekarangan atau penyengker bukan hanya soal teknis, tetapi juga mempertimbangkan nilai budaya dan spiritual, terutama bagi masyarakat Bali yang memegang teguh tradisi Hindu. Dalam tradisi Bali, pemilihan hari baik atau dewasa ayu menjadi kunci untuk memastikan kelancaran dan keberkahan suatu pekerjaan, termasuk membangun tembok pekarangan.
Berdasarkan informasi kalender Bali untuk Juli 2025, berikut panduan lengkap untuk memilih hari yang tepat, khususnya dengan memanfaatkan dewasa ayu seperti Kala Dangastra, Kala Ngadeg, Kala Pager, dan Sarik Ketah, serta menghindari potensi kendala agar proyek Anda sukses dan penuh makna.
Mengapa Hari Baik Penting dalam Tradisi Bali?
Dalam budaya Bali, setiap aktivitas penting seperti membangun rumah, tembok pekarangan, atau bahkan upacara adat memerlukan perhitungan dewasa ayu. Hari baik ini dipercaya membawa energi positif yang mendukung keberhasilan suatu pekerjaan.
Sebaliknya, hari yang kurang baik (ala) dapat menghambat kelancaran atau bahkan mendatangkan masalah. Pemilihan hari baik biasanya didasarkan pada wariga atau ilmu perbintangan Bali yang mempertimbangkan posisi bulan, bintang, dan dewa-dewi yang berpengaruh pada hari tersebut.
Untuk bulan Juli 2025, salah satu hari yang disorot dalam kalender Bali adalah 13 Juli 2025, yang bertepatan dengan Redite Menail dan memiliki pengaruh Kala Dangastra. Hari ini dianggap cocok untuk membangun tembok pekarangan atau membuat alat penangkap ikan, tetapi tidak disarankan untuk memulai pekerjaan penting lainnya atau mengadakan upacara adat (gawe ayu). Dengan alahing dewasa bernilai 3, hari ini memiliki keseimbangan energi yang cukup baik untuk pekerjaan fisik seperti pembangunan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membuat Tembok Pekarangan?
Menurut kalender Bali untuk Juli 2025, berikut adalah hari-hari yang dianggap dewasa ayu untuk membangun tembok pekarangan atau penyengker:
-
Kala Dangastra (13 Juli 2025): Hari ini sangat baik untuk memulai pembangunan tembok pekarangan. Energi Kala Dangastra mendukung aktivitas yang berkaitan dengan struktur fisik dan perlindungan, seperti tembok atau pagar. Selain itu, hari ini juga cocok untuk membuat alat-alat penangkap ikan, menunjukkan keselarasan dengan aktivitas yang membutuhkan ketahanan dan stabilitas. Namun, hindari memulai proyek besar lain atau upacara adat pada hari ini.
-
Kala Ngadeg, Kala Pager, Sarik Ketah: Hari-hari ini juga dianggap mendukung pembangunan tembok pekarangan. Kala Ngadeg melambangkan kekokohan, cocok untuk proyek yang membutuhkan fondasi kuat. Kala Pager terkait dengan perlindungan, sehingga ideal untuk tembok yang berfungsi sebagai penyengker. Sementara Sarik Ketah memberikan energi harmoni, memastikan pekerjaan berjalan lancar tanpa hambatan.
Meski demikian, penting untuk memeriksa kembali dengan sangging atau ahli wariga setempat, karena kombinasi pancawara, saptawara, dan faktor lain seperti wewaran dapat memengaruhi kecocokan hari untuk individu atau lokasi tertentu.
Hari yang Perlu Dihindari
Menariknya, kalender Bali untuk Juli 2025 tidak menyebutkan hari spesifik yang harus dihindari untuk membangun tembok pekarangan. Namun, sebagai pedoman umum, hindari hari-hari dengan pengaruh ala yang kuat, seperti hari yang bertepatan dengan Kala Gotongan atau Kala Was. Selain itu, karena Kala Dangastra pada 13 Juli 2025 tidak direkomendasikan untuk gawe ayu (upacara adat), pastikan Anda tidak menggabungkan pembangunan tembok dengan upacara penting pada hari yang sama.
Untuk memastikan kelancaran, konsultasikan dengan pemangku atau ahli adat setempat untuk memverifikasi apakah ada pantangan spesifik berdasarkan lokasi atau kebutuhan spiritual keluarga Anda.
Tips Membangun Tembok Pekarangan yang Selaras dengan Tradisi Bali
Selain memilih hari baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembangunan tembok pekarangan selaras dengan nilai budaya Bali dan mendukung estetika serta fungsi:
-
Lakukan Upacara Kecil Sebelum Memulai: Sebelum memulai pembangunan, lakukan upacara sederhana seperti matur piuning untuk memohon izin kepada leluhur dan dewa-dewi yang menjaga lokasi. Ini juga membantu menciptakan harmoni spiritual di area pekarangan.
-
Pilih Material yang Ramah Lingkungan: Gunakan batu alam atau bata merah yang umum digunakan di Bali. Selain kuat, material ini selaras dengan estetika tradisional Bali dan ramah lingkungan.
-
Desain Sesuai Konsep Tri Hita Karana: Pastikan desain tembok mencerminkan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritual. Misalnya, sisakan ruang untuk tanaman atau elemen air agar energi alam tetap mengalir.
-
Konsultasi dengan Arsitek Lokal: Arsitek yang paham budaya Bali dapat membantu mendesain tembok yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis, dengan mempertimbangkan konsep seperti natah (halaman tengah) dan panyengker (pagar pelindung).
-
Perhatikan Arah dan Posisi: Dalam tradisi Bali, arah tembok harus selaras dengan konsep kaja-kelod (utara-selatan) dan kangin-kauh (timur-barat). Pastikan tembok tidak menghalangi energi positif dari arah kaja (utara, arah suci).
Mengapa Tembok Pekarangan Penting?
Tembok pekarangan atau penyengker dalam budaya Bali bukan sekadar pembatas fisik. Ia memiliki makna spiritual sebagai pelindung dari energi negatif dan gangguan dari luar. Dalam konsep Tri Angga (kepala, badan, kaki), tembok pekarangan dianggap sebagai “kaki” yang memberikan fondasi dan perlindungan bagi rumah. Selain itu, tembok yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan estetika rumah, mendukung privasi, dan bahkan meningkatkan nilai properti.
Optimalkan Proyek Anda dengan Perencanaan Matang
Membangun tembok pekarangan di bulan Juli 2025, khususnya pada tanggal 13 Juli dengan pengaruh Kala Dangastra, bisa menjadi langkah awal yang penuh berkah jika direncanakan dengan baik. Pastikan Anda memadukan kearifan lokal dengan teknologi modern untuk hasil yang optimal. Konsultasikan dengan ahli wariga untuk memastikan hari yang dipilih benar-benar sesuai, dan jangan lupa melibatkan komunitas lokal untuk menambah nilai sosial dalam proyek Anda.
Dengan memperhatikan dewasa ayu dan nilai budaya Bali, tembok pekarangan Anda tidak hanya akan kokoh secara fisik tetapi juga membawa harmoni dan keberkahan bagi keluarga. Semoga proyek Anda berjalan lancar dan membawa kesejahteraan!
***