Pernah Dengan JFC? Ini Sosok di Balik Suksesnya Jaya Fried Chicken

Made Agus Putra Jaya/ YouTube JFC/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di tengah gempuran merek kuliner cepat saji internasional, Jaya Fried Chicken (JFC) berdiri tegak sebagai kebanggaan kuliner lokal Bali. Di balik kesuksesan merek yang kini memiliki lebih dari 200 gerai di berbagai penjuru Pulau Dewata, ada sosok inspiratif, I Made Agus Putra Jaya, pengusaha asal Buleleng yang membuktikan bahwa kerja keras mampu mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Perjalanan dari Nol
I Made Agus Putra Jaya lahir pada 16 Januari 1979 di Desa Tukad Sumaga, Gerokgak, Buleleng. Berasal dari keluarga sederhana—ayahnya sopir, ibunya ibu rumah tangga—Agus kecil sudah terbiasa dengan kerasnya kehidupan. Keterbatasan ekonomi membuatnya tak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi usai lulus SMA. Namun, keterbatasan itu justru menempa semangat wirausahanya.
Sejak remaja, Agus menjajal berbagai pekerjaan untuk menyambung hidup. Ia pernah berjualan balon di pasar malam, mengantar ayam ke pasar, menjadi sales bunga, hingga bekerja di showroom mobil. Setiap pekerjaan, baginya, adalah pelajaran berharga untuk memahami dunia usaha dan membaca peluang di tengah masyarakat.
“Saya belajar dari bawah. Setiap pekerjaan kecil itu membuka mata saya tentang apa yang dibutuhkan orang,” ujar Agus dalam sebuah wawancara di Denpasar, Januari 2025.
Lahirnya Jaya Fried Chicken
Pada 2015, Agus melihat celah di pasar kuliner cepat saji yang didominasi merek asing. Ia bertanya pada diri sendiri: mengapa Bali tidak punya merek lokal yang mampu bersaing? Dengan modal terbatas, ia mendirikan gerai JFC pertama di Denpasar. Awalnya, bisnis berjalan pelan. Penjualan naik-turun, tetapi Agus tak menyerah. Ia fokus pada tiga hal: cita rasa yang sesuai lidah lokal, pelayanan ramah, dan harga terjangkau.
Strategi sederhana namun efektif itu membuahkan hasil. Dari promosi mulut ke mulut, JFC mulai dikenal. Dalam beberapa tahun, gerai JFC menyebar ke Gianyar, Tabanan, Badung, hingga Karangasem. Kini, lebih dari 200 outlet JFC menjadi bukti keberhasilan Agus membangun kerajaan kuliner lokal.
Sistem Kemitraan yang Memberdayakan
Salah satu kunci sukses JFC adalah sistem kemitraan yang ramah bagi pelaku usaha kecil. Berbeda dari waralaba besar yang mengenakan biaya lisensi tinggi, Agus menciptakan model “free franchise”. Mitra hanya perlu membeli bahan baku dan kemasan dari pusat untuk menjaga konsistensi rasa, tanpa beban royalti atau bagi hasil.
Sistem ini membuka peluang bagi masyarakat kecil, termasuk ibu rumah tangga dan pelaku UMKM, untuk memulai usaha. “Saya ingin orang-orang seperti saya dulu, yang punya mimpi tapi minim modal, bisa ikut sukses,” kata Agus.
Jiwa Sosial dan Visi Besar
Agus bukan hanya pengusaha, tetapi juga sosok yang peduli pada komunitas. Ia sering menggelar kegiatan sosial, seperti pembagian makanan gratis dan program beasiswa untuk anak-anak kurang mampu. Pada perayaan ulang tahun ke-10 JFC di Taman Lumintang, Denpasar, Januari 2025, Agus meluncurkan “Beasiswa JFC untuk Bali” sebagai wujud syukur atas perjalanan bisnisnya.
Acara itu juga menjadi momen JFC mengumumkan ekspansi ke luar Bali, seperti Banyuwangi dan Lombok, dengan tetap mengedepankan pemberdayaan masyarakat lokal. “Kami ingin JFC bukan hanya soal ayam goreng, tapi juga tentang memberi manfaat bagi banyak orang,” tegas Agus.
Inovasi di Tengah Tantangan
Di era digital dan persaingan kuliner yang semakin ketat, Agus terus berinovasi. JFC kini memiliki sistem pemesanan online dan layanan pengantaran cepat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen pascapandemi. Langkah ini membuat JFC tetap relevan di tengah tantangan ekonomi.
Filosofi Agus sederhana namun mendalam: “Hard Work, Make Dream Come True.” Baginya, kesuksesan sejati diukur dari seberapa banyak kebahagiaan yang bisa dibagikan kepada orang lain. Dengan semangat itu, I Made Agus Putra Jaya dan Jaya Fried Chicken terus mengukir cerita inspiratif, membuktikan bahwa pengusaha lokal Bali mampu bersinar di panggung nasional.
***