Pesona Desa Penglipuran: Wisata Budaya Lokal Bali yang Autentik
Desa Penglipuran menjadi tujuan untuk liburan tahun baru di Bali/ indonesia.travel/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Bali tak pernah kehabisan cara untuk memukau hati wisatawan. Di tengah gemerlap pantai Kuta dan keasrian Ubud, ada sebuah desa yang menawarkan ketenangan dan keunikan budaya Bali yang tak tertandingi yaitu Desa Penglipuran.
Yang terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Desa ini merupakan salah satu desa wisata favorit para wisatawan manca negara maupun lokal, dengan memiliki keindahan alam, tradisi kuno, dan keramahan warga lokal. Yuk, kita jelajahi pesona Desa Penglipuran yang bikin siapa saja ingin berlama-lama!
Desa Penglipuran: Budaya Bali yang Terjaga
Desa Penglipuran bukan sembarang desa wisata. Diakui sebagai salah satu desa terbersih di dunia, desa ini telah memikat hati wisatawan domestik dan internasional. Dengan populasi sekitar 1.111 jiwa dengan KK 277, Desa Penglipuran dikenal karena tata ruang desanya yang rapi, rumah-rumah tradisional Bali yang seragam, dan komitmen warga dalam menjaga adat istiadat. Berjalan di sini serasa masuk ke kapsul waktu, di mana tradisi Bali masih hidup dalam keseharian. Desa ini terletak sekitar 45 kilometer dari Denpasar, atau kurang lebih 1,5 jam perjalanan. Dikelilingi perbukitan hijau dan hutan bambu, udara sejuk Penglipuran langsung terasa begitu kamu tiba.
Keunikan Tata Ruang dan Arsitektur Tradisional
Salah satu daya tarik utama Desa Penglipuran adalah tata ruang desanya yang mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi Bali yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Jalan utama desa, yang membentang lurus dari ujung ke ujung, diapit oleh rumah-rumah tradisional yang seragam. Setiap rumah memiliki angkul-angkul, gerbang khas Bali, dengan atap alang-alang dan dinding dari bambu atau batu bata yang dihias sederhana namun elegan.
Di tengah desa, kamu akan menemukan Pura Penataran, tempat suci yang menjadi pusat kegiatan keagamaan warga. Setiap rumah juga memiliki pura keluarga kecil untuk sembahyang sehari-hari, menunjukkan betapa kuatnya nilai spiritual di sini.
Selain itu, desa ini bebas dari kendaraan bermotor di area utama, menjadikannya ramah pejalan kaki. Jalanan bersih tanpa sampah, berkat aturan adat yang melarang warga membuang sampah sembarangan. Tak heran, jika Penglipuran sering disebut sebagai desa terbersih di dunia.
Hutan Bambu: Area Hijau yang Menyejukkan
Tak jauh dari pusat desa, kamu bisa menjelajahi hutan bambu yang menjadi salah satu ikon Penglipuran. Hutan ini bukan hanya pemandangan yang indah, tapi juga memiliki fungsi ekologis dan budaya. Bambu dari hutan ini digunakan untuk membangun rumah, membuat kerajinan, bahkan alat musik tradisional seperti angklung. Berjalan di bawah naungan bambu yang menjulang, ditemani suara angin yang bertiup, rasanya seperti terapi alami.
Tradisi dan Festival yang Hidup
Desa Penglipuran bukan hanya sekadar destinasi wisata, tapi juga panggung budaya Bali yang autentik. Salah satu acara tahunan yang paling ditunggu adalah Festival Penglipuran, acara tersebut biasanya diadakan pada bulan Juli. Festival ini menampilkan tarian tradisional, pameran kerajinan, hingga kuliner khas Bali seperti lawar dan sate lilit. Wisatawan juga bisa melihat prosesi upacara adat seperti Ngaben atau Mekare-kare (perang pandan) di waktu tertentu.
Warga desa juga dikenal ramah dan terbuka. Banyak rumah warga yang membuka pintu untuk wisatawan yang ingin belajar tentang kehidupan sehari-hari atau mencoba membuat kerajinan seperti anyaman bambu.
Kuliner dan Suvenir
Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner lokal di Penglipuran. Warung-warung kecil di desa menawarkan makanan tradisional seperti tipat blayag (ketupat dengan sayur urab dan ayam suwir) dan minuman khas loloh cemcem, minuman herbal dari daun cemcem yang menyegarkan. Untuk suvenir, kamu bisa membeli kerajinan bambu, seperti tempat lilin atau tikar, yang dibuat langsung oleh warga desa setempat.
Tips Berkunjung ke Desa Penglipuran
- Jam Buka: Desa ini terbuka untuk wisatawan dari pukul 08:00–17:00 WITA. Namun, beberapa area seperti hutan bambu bisa dinikmati hingga sore hari.
- Pakaian: Kenakan pakaian sopan karena desa ini kental dengan nilai adat. Kain sarung biasanya disediakan di pintu masuk jika diperlukan.
- Transportasi: Kamu bisa menyewa mobil/motor atau ingin membawa kendaraan pribadi. Parkir tersedia di luar area desa untuk menjaga kebersihan.
- Saran: Jangan luap untuk membawa kamera, agar kamu dapat mengabadikan keindahan desa dan hutan bambu. Hormati aturan adat, seperti tidak menginjak sesajen atau masuk ke area suci tanpa izin.
Mengapa Desa Penglipuran Wajib Dikunjungi?
Desa Penglipuran adalah bukti bahwa Bali tak hanya tentang pantai dan klub malam. Di sini, kamu bisa merasakan kehidupan Bali yang autentik, dari arsitektur tradisional hingga keramahan warga yang tulus. Suasana desa yang tenang, dipadu dengan keindahan alam dan budaya yang terjaga, menjadikan Penglipuran destinasi ideal bagi mereka yang mencari pengalaman mendalam.
Jadi, kapan kamu akan berkunjung ke Desa Penglipuran? Siapkan sepatu nyaman, kamera, dan hati yang terbuka untuk menikmati pesona Bali yang sesungguhnya. Desa ini menanti untuk berbagi cerita dan kehangatannya denganmu!
***